Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang tantangan yang dihadapi oleh pekerja usia 40-an dan 50-an yang terkena PHK, pentingnya kepemimpinan yang visioner, dan peluang di era digital saat ini. Coach James G menekankan bahwa zaman sekarang adalah waktu yang tepat untuk mendapatkan penghasilan tanpa modal besar, asalkan memiliki pola pikir dan keterampilan yang tepat. Selain itu, video ini juga menyoroti pentingnya pelatihan yang efektif untuk SPG (Sales Promotion Girl) dan perbedaan antara manajer dan pemimpin.
- Pekerja usia 40-an dan 50-an yang di-PHK menghadapi tantangan besar karena kurangnya keterampilan dan pola pikir wirausaha.
- Kepemimpinan yang visioner sangat penting untuk mengantisipasi perubahan dan mempersiapkan tim untuk masa depan.
- Era digital menawarkan banyak peluang untuk mendapatkan penghasilan tanpa modal besar, asalkan memiliki pola pikir dan keterampilan yang tepat.
- Pelatihan yang efektif untuk SPG dapat meningkatkan kinerja mereka dan memberikan dampak positif bagi perusahaan.
- Perbedaan utama antara manajer dan pemimpin adalah fokus mereka: manajer fokus pada pengelolaan sumber daya untuk mencapai target saat ini, sedangkan pemimpin fokus pada persiapan untuk masa depan.
Pembukaan
Coach James G hadir untuk membahas kondisi ekonomi yang menyebabkan PHK massal, terutama di kalangan pekerja berusia 40-an dan 50-an. Pekerja yang lebih tua seringkali kesulitan beradaptasi dengan perubahan dan tidak memiliki pola pikir wirausaha, berbeda dengan generasi muda yang lebih mudah beralih ke pekerjaan seperti tiktoker atau affiliator. Coach James G menekankan bahwa generasi yang lebih tua ini cenderung menderita dalam diam dan tidak bersuara di media sosial.
Tanggung Jawab Perusahaan Saat PHK
Coach James G menyatakan bahwa perusahaan yang akan melakukan PHK memiliki kewajiban moral dan hukum untuk membimbing karyawan yang terkena dampak setidaknya tiga bulan sebelumnya. Bimbingan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan baru kepada karyawan agar mereka dapat memulai usaha sendiri setelah di-PHK. Keputusan PHK tidak pernah baik, tetapi jika pemimpin tidak mengantisipasi situasi bisnis yang memburuk, mereka bukanlah pemimpin sejati.
Industri dan Tren Pasar
Coach James G menjelaskan bahwa semua industri terkena dampak penurunan ekonomi. Dia mencontohkan industri rokok yang mengalami penurunan karena adanya vape sebagai alternatif. Perusahaan harus membaca tren pasar dan beradaptasi, misalnya dengan beralih ke produk vape atau mengakuisisi perusahaan vape. Coach James G juga menekankan bahwa saat ini banyak orang yang menyadari potensi penjualan atau makelar, yang telah ada sejak lama tetapi dengan nama yang berbeda-beda.
Peluang di Era Digital
Coach James G menyatakan bahwa zaman sekarang adalah waktu terbaik untuk mendapatkan penghasilan tanpa modal besar. Dulu, memulai usaha membutuhkan kantor, biaya pendaftaran perusahaan, dan biaya iklan yang mahal. Sekarang, dengan adanya media sosial dan marketplace, orang dapat berjualan tanpa modal besar dan menjangkau pasar yang luas. Kuncinya adalah memiliki pola pikir dan keterampilan yang tepat untuk memanfaatkan teknologi.
Mindset dan Keterampilan yang Dibutuhkan
Coach James G menekankan bahwa kendala utama bagi orang-orang yang terkena PHK adalah pola pikir dan kurangnya keterampilan. Banyak dari mereka yang tidak memiliki akun TikTok atau merasa gengsi untuk berjualan. Padahal, zaman sekarang berjualan tidak harus tatap muka, tetapi bisa dilakukan secara online dengan jangkauan yang lebih luas. Coach James G menawarkan solusi berupa buku dan pelatihan public speaking untuk membantu mereka meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan penjualan.
Nge-Cake dan Obrolan Santai
Sesi ini membahas tentang cara menjual dengan pendekatan emosional, menggunakan contoh kue dari Dapur Cokelat. Coach James G menyarankan untuk mengirim kue kepada teman atau orang yang berjasa sebagai ucapan terima kasih. Pendekatan ini lebih efektif daripada hanya fokus pada produk itu sendiri. Dia juga menjelaskan pentingnya memberikan sugesti kepada pelanggan untuk membeli lebih banyak, misalnya dengan meminta mereka mengirim kue kepada lima orang.
Meminta Referensi dengan Efektif
Coach James G memberikan tips tentang cara meminta referensi yang efektif. Alih-alih meminta kenalan secara umum, lebih baik memberikan pertanyaan yang spesifik, seperti "Siapa yang Anda kenal yang suka makan cokelat?" atau "Siapa yang Anda kenal yang bisa mengapresiasi kualitas kue seperti Dapur Cokelat?". Dengan memberikan pertanyaan yang lebih terarah, orang akan lebih mudah memberikan referensi yang relevan.
Evaluasi SPG dan Pelatihan yang Efektif
Coach James G mengkritik beberapa SPG yang kurang profesional dalam menawarkan produk. Dia menekankan pentingnya memberikan pelatihan yang efektif kepada SPG, misalnya dengan membuat video tentang "do and don'ts" dalam menawarkan produk. Dengan teknologi yang ada, pelatihan dapat dilakukan secara online dan gratis, sehingga dapat menjangkau banyak SPG dengan biaya yang lebih murah.
Top Gun Leadership Bootcamp
Coach James G mengajak para pemimpin perusahaan untuk mengikuti Top Gun Leadership Bootcamp, sebuah pelatihan offline selama dua hari satu malam. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu para pemimpin memahami perbedaan antara manajer dan pemimpin, serta mempersiapkan tim untuk menghadapi tantangan di masa depan. Dia juga memberikan contoh bagaimana seorang peserta pelatihan berhasil meningkatkan omset bisnisnya setelah mengikuti Top Gun.
Perbedaan Manajer dan Pemimpin
Coach James G menjelaskan perbedaan utama antara manajer dan pemimpin. Manajer fokus pada pengelolaan sumber daya untuk mencapai target saat ini, sedangkan pemimpin fokus pada persiapan untuk masa depan. Pemimpin harus memikirkan bagaimana tren pasar akan berubah dan bagaimana tim harus beradaptasi agar tetap relevan. Dia juga menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam bisnis keluarga sejak dini agar mereka memiliki passion dan visi untuk mengembangkan usaha tersebut.
Melibatkan Anak dalam Bisnis Keluarga
Coach James G menceritakan pengalamannya bertemu dengan seorang pengusaha sukses yang berhasil melibatkan anak-anaknya dalam bisnis keluarga. Pengusaha tersebut mengajak anak-anaknya untuk ikut rapat bisnis sejak kecil, sehingga mereka memahami tantangan dan peluang yang ada. Dengan demikian, anak-anak tersebut memilih jurusan kuliah yang relevan dengan bisnis keluarga dan memiliki passion untuk mengembangkannya.
Penutup
Coach James G menutup obrolan dengan menekankan bahwa pengalamannya dalam menangani masalah perusahaan lain telah memberikan banyak pelajaran berharga. Dia berharap pelatihan yang diberikannya dapat membantu para pemimpin mengubah mindset dan menata perusahaan mereka dengan lebih baik.

