BUDAYA JAWA: Wahyu Keprabon, Goro Goro dan Legenda Wijayakusuma | KEARIFAN LOKAL

BUDAYA JAWA: Wahyu Keprabon, Goro Goro dan Legenda Wijayakusuma | KEARIFAN LOKAL

Ringkasan Singkat

Video ini membahas konsep "Wahyu Keprabon" dalam budaya Jawa, legenda bunga Wijayakusuma, dan hubungannya dengan kemunculan Satria Piningit. Dijelaskan bahwa Wahyu Keprabon adalah berkah Tuhan yang diberikan kepada pemimpin terpilih, seringkali disimbolkan dengan bunga Wijayakusuma. Kemunculan Satria Piningit selalu didahului dengan "goro-goro" atau kekacauan, seperti yang digambarkan dalam berbagai serat Jawa.

  • Wahyu Keprabon adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada pemimpin terpilih.
  • Bunga Wijayakusuma adalah simbol nyata dari Wahyu Keprabon.
  • Kemunculan Satria Piningit selalu didahului dengan "goro-goro" atau kekacauan.

Pengertian Wahyu Keprabon

Wahyu Keprabon adalah istilah yang populer di era Mataraman dan sering muncul dalam karya sastra serta pertunjukan wayang Jawa. Dalam terminologi Jawa, "wahyu" diartikan sebagai berkah Tuhan atau anugerah dari semesta yang diperoleh secara gaib. Wahyu tidak bisa dipaksakan dan akan turun kepada orang yang terpilih, yang harus kuat dan siap secara mental untuk menyandang derajat tinggi. "Keprabon" berasal dari kata "praba" (cahaya) atau "prabu" (pemimpin besar), sehingga Wahyu Keprabon bermakna aura yang memancar dari seorang pemimpin besar.

Legenda Bunga Wijayakusuma

Legenda bunga Wijayakusuma mengisahkan tentang Prabu Aji Pramosa dari Kediri yang memburu Kyayi Jamur hingga ke pesisir selatan Cilacap. Saat Kyayi Jamur bersemedi, ia menghilang dan muncul naga raksasa yang kemudian dipanah oleh Prabu Aji Pramosa dan berubah menjadi Dewi Wasowati. Dewi Wasowati memberikan bunga Wijayakusuma kepada Prabu Aji Pramosa sebagai hadiah, dengan syarat tidak boleh melepaskannya. Bunga ini akan menurunkan raja-raja besar di Jawa. Namun, saat di tengah laut, bunga itu terlepas dari tangan Prabu Aji Pramosa dan hanyut. Tradisi memperoleh Wijayakusuma kemudian mempengaruhi ritual penobatan raja-raja Jawa, khususnya era Mataraman.

Makna Simbolis Wijayakusuma

Wijayakusuma sebagai simbol Wahyu Keprabon dapat diartikan dari namanya. "Wijaya" berarti menang atau unggul, sehingga penerima wahyu harus memiliki sifat-sifat unggul secara fisik dan psikis. Berdasarkan filsafat kepemimpinan Gajah Mada, "wijaya" juga berarti tenang, sabar, dan bijaksana. "Kusuma" berarti bunga yang menebarkan bau harum, yang menyiratkan bahwa penerima wahyu harus memiliki garis keturunan bangsawan dan nama baik yang tercatat dalam sejarah. Mereka diharapkan dapat memperindah dan mengharumkan martabat bangsa dan negara.

Wahyu Keprabon dalam Pewayangan

Dalam dunia pewayangan, terdapat lakon "Tumuruning Wahyu Cakraningrat" yang mengisahkan perebutan wahyu antara Sarja Kusuma dan Samba Wisnubrata. Wahyu tersebut berpindah-pindah hingga akhirnya masuk ke dalam raga Begawan Ringin Putih, yang kemudian berubah menjadi Abimanyu. Abimanyu menikahi Dewi Utari yang memiliki Wahyu Baboning Ratu atau Wahyu Maningrat, menyimbolkan dua wahyu keprabon yang menjadi satu. Dalam Babad Tanah Jawi, dikenal juga istilah Wahyu Gagak Emprit yang dimiliki oleh Ki Ageng Giring, namun diminum oleh Ki Ageng Pamanahan, sehingga keturunannya menjadi raja-raja Jawa.

Hubungan Wahyu Keprabon dan Satria Piningit

Kemunculan Satria Piningit tidak bisa dipisahkan dari peristiwa "goro-goro" atau kekacauan. Goro-goro menggambarkan bumi dan langit yang berguncang, menyebabkan kepanikan dan penderitaan. Namun, dalam falsafah Jawa, goro-goro dianggap sebagai awal dari kebahagiaan, karena setelah gelap pasti terbitlah terang. Berbagai serat Jawa seperti Wangsit Siliwangi, Serat Musarar, Serat Kalatidha, dan Serat Centhini menggambarkan tanda-tanda kemunculan Satria Piningit setelah terjadinya berbagai kekacauan, seperti penjajahan, krisis moral, dan bencana alam. Satria Piningit tidak akan muncul dari situasi yang tenang, melainkan setelah terjadinya goro-goro yang memakan korban rakyat.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ