Ringkasan Singkat
Podcast ini membahas edukasi mitigasi bencana bagi anggota Persit (Persatuan Istri Tentara) dan masyarakat umum. Narasumber menjelaskan pentingnya kesadaran akan risiko bencana di Indonesia, jenis-jenis bencana, cara mengidentifikasi risiko, persiapan menghadapi bencana (termasuk menyiapkan tas siaga bencana atau "gobek"), serta langkah-langkah pertolongan pertama dan pemulihan pasca bencana. Podcast ini juga menyoroti peran pemerintah, relawan, dan media dalam penanggulangan bencana, serta memberikan tips untuk mengedukasi anak-anak tentang mitigasi bencana.
- Indonesia adalah negara rawan bencana kedua di dunia.
- Mitigasi bencana penting untuk meminimalkan dampak buruk bencana.
- Semua elemen masyarakat bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana.
- Persiapan tas siaga bencana ("gobek") sangat penting.
- Edukasi mitigasi bencana harus dimulai sejak dini.
Pembukaan
Podcast Kartika episode ke-6 ini dibuka dengan sapaan dari pembawa acara, Anisya Safania dan Yurizki Alia, serta perkenalan singkat. Episode kali ini bertema edukasi mitigasi bencana, mengingat seringnya terjadi bencana alam di Indonesia. Mereka akan membahas persiapan yang perlu dilakukan saat terjadi bencana bersama narasumber, Ibu Rizki Natri Janwarti, seorang manajer kualitas dan risiko di sebuah rumah sakit dan juga anggota Persit yang aktif dalam kegiatan sosial terkait penanggulangan bencana.
Perkenalan Narasumber
Ibu Rizki Natri Janwarti menjelaskan bahwa pekerjaannya sebagai manajer kualitas dan risiko di rumah sakit adalah memastikan mutu layanan, keselamatan pasien, dan mengurangi dampak risiko yang mungkin terjadi. Ia telah berkecimpung di dunia perumahsakitan sejak tahun 2010 dan juga aktif di organisasi sosial yang bergerak di bidang penanggulangan bencana seperti Tagana. Ibu Rizki juga berbagi tips tentang bagaimana membagi waktu antara pekerjaan, keluarga, dan kegiatan sosial dengan niat memberikan manfaat seluas-luasnya.
Pentingnya Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana adalah upaya meminimalkan dampak yang timbul akibat bencana. Edukasi mitigasi bencana penting untuk menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan tentang ancaman bencana, sehingga meningkatkan kesiapsiagaan dan membentuk budaya tanggap bencana sejak dini. Indonesia merupakan negara rawan bencana kedua di dunia karena letak geografisnya yang berada di jalur Ring of Fire dan memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi.
Tanggung Jawab dalam Mitigasi Bencana
Penanggulangan bencana adalah tanggung jawab bersama dari pemerintah, LSM, dunia usaha, dan masyarakat. TNI juga memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan bencana. Bencana dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya: bencana alam, bencana non-alam (karena kegagalan teknologi atau kelalaian manusia), dan bencana sosial.
Identifikasi Risiko Bencana
Untuk mengidentifikasi risiko bencana, penting untuk sadar diri tentang lokasi tempat tinggal dan mencari tahu risiko bencana yang ada di sana. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Selain itu, perlu juga mengidentifikasi kerentanan dan kapasitas diri serta masyarakat sekitar dalam menghadapi bencana.
Penanggulangan Kebakaran
Jika terjadi kebakaran akibat kelalaian, kunci utamanya adalah tetap tenang dan jangan panik. Padamkan api dengan air atau kain basah jika memungkinkan. Evakuasi orang-orang di sekitar dan berikan pertolongan pertama jika ada yang terluka. Selalu ingat untuk mematikan kompor sebelum meninggalkan rumah.
Edukasi Mitigasi Bencana untuk Anak-Anak
Edukasi mitigasi bencana untuk anak-anak sekolah adalah investasi sosial jangka panjang. Edukasi harus dilakukan sedini mungkin dengan memberikan pengetahuan, pemahaman, dan simulasi tentang cara menghadapi bencana. Pemerintah juga telah memulai program sekolah siaga bencana.
Perbedaan Daerah Rawan dan Kurang Rawan Bencana
Pendekatan edukasi mitigasi risiko berbeda antara daerah rawan dan kurang rawan bencana. Di daerah rawan bencana, tingkat kesiapsiagaan harus lebih ditingkatkan dengan pelatihan yang lebih intensif. Di daerah kurang rawan bencana, fokusnya pada pengenalan bencana dasar dan tindakan yang harus dilakukan. BNPB memiliki program Destana (Desa Tangguh Bencana) untuk mengedukasi masyarakat di desa-desa rawan bencana.
Persiapan Menghadapi Bencana
Persiapan menghadapi bencana dimulai dari keluarga. Kumpulkan anggota keluarga dan beritahu tentang risiko bencana di daerah tempat tinggal. Bagi tugas kepada setiap anggota keluarga. Siapkan tas darurat atau "gobek" yang berisi barang-barang penting seperti dokumen, makanan, minuman, obat-obatan, pakaian dalam, dan alat komunikasi (peluit). Letakkan tas di tempat yang strategis dan mudah dijangkau. Pantau isi tas secara berkala (3-6 bulan) untuk memastikan makanan dan minuman tidak kedaluwarsa.
Pelatihan Mitigasi Bencana untuk Ibu Persit
Pelatihan terkait kebencanaan banyak tersedia untuk Ibu Persit dan masyarakat umum. Informasi tentang pelatihan dapat dicari melalui web, internet, dan media sosial. Kunci utama untuk mengikuti pelatihan adalah kesadaran akan pentingnya pelatihan tersebut.
Peran Pemerintah dalam Mitigasi Bencana
Pemerintah memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program penanggulangan bencana. Peran pemerintah antara lain membuat regulasi dan kebijakan terkait penanggulangan bencana, membentuk organisasi khusus seperti BNPB dan BPBD, serta melakukan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat.
Tindakan Saat Bencana Terjadi
Saat terjadi bencana, kunci utamanya adalah tetap tenang dan jangan panik, tetapi bertindak dengan cepat. Jika terjadi banjir, selamatkan barang-barang berharga dan pindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Pantau informasi dari lingkungan sekitar dan ikuti himbauan evakuasi. Jika terjadi gempa bumi, cari tempat yang aman untuk berlindung seperti di bawah meja yang kokoh. Setelah gempa berhenti, segera evakuasi ke tempat terbuka yang jauh dari bangunan.
Mitigasi Tsunami
Di daerah pesisir dengan risiko tsunami, penting untuk memahami dan terampil dalam menggunakan sistem peringatan dini (early warning system atau EWS). Jika sirine berbunyi, segera naik ke daerah yang lebih tinggi dengan membawa tas siaga bencana ("gobek").
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama bersifat medis. Perhatikan lingkungan sekitar dan pastikan aman sebelum menolong. Periksa kondisi korban, apakah sadar atau tidak. Jika tidak sadar, cek jalan nafas dan denyut nadi. Jika tidak ada nafas dan denyut nadi, lakukan CPR (resusitasi jantung paru) jika terlatih. Segera minta bantuan medis.
Langkah-Langkah Tanggap Darurat
Dalam tanggap darurat, fokus utama adalah menyelamatkan diri dan lingkungan sekitar. Ingat ilmu yang telah dipelajari dan ikuti simulasi yang telah diberikan. Ketahui tanda-tanda atau alarm peringatan bencana, cara evakuasi, dan titik kumpul.
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Kesadaran akan risiko bencana harus dimulai dari diri sendiri. Pahami lingkungan tempat tinggal dan alarm yang ada di sekitar. Informasikan tentang bencana kepada masyarakat melalui berbagai media.
Peran Media dalam Mitigasi Bencana
Media memiliki peran penting dalam penyebaran informasi yang cepat, jelas, tepat, dan akurat tentang bencana. Hindari memberikan informasi yang salah atau hoaks.
Aplikasi dan Teknologi untuk Mitigasi Bencana
Banyak aplikasi dan teknologi yang dapat digunakan untuk mitigasi bencana, seperti Inaris (aplikasi dari BNPB untuk melihat risiko bencana) dan magma. SIG (sistem informasi geografi) dapat menampilkan data spasial, menganalisis data, dan memvisualisasikan data terkait bencana.
Sesi Tanya Jawab
Sesi tanya jawab membahas tentang tindakan yang harus diperhatikan saat terjadi kebakaran hutan (karhutla) dan tips untuk mengedukasi anak-anak tentang mitigasi bencana. Saat karhutla, analisis situasi dan segera evakuasi jika tidak aman. Jika masih aman, siapkan anggota keluarga untuk memakai APD atau kain basah sebagai pengganti masker. Edukasi anak-anak dengan cara yang interaktif sambil bermain dan lakukan simulasi.
Pesan Penutup
Untuk sahabat Persit di seluruh Nusantara, ingatlah bahwa kita tinggal di negara yang rawan bencana. Oleh karena itu, kita harus sadar dan membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan. Jangan panik ketika terjadi bencana, tetapi bertindak responsif, cepat, dan aktif. Persiapkan tas siaga bencana ("gobek") dan bangun budaya sadar risiko dan sadar bencana.