Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang apakah manusia secara alami monogami, poligami, atau cenderung pada hubungan seks bebas. Dijelaskan tiga argumen utama:
- Monogami diperlukan untuk kelangsungan hidup karena ketergantungan perempuan pada laki-laki untuk perlindungan dan nafkah.
- Poligami didorong oleh persaingan laki-laki untuk sumber daya dan reproduksi.
- Seks bebas adalah alami karena ketertarikan manusia pada orang lain di luar pasangan mereka.
Pada akhirnya, video ini menyimpulkan bahwa perilaku seksual manusia dipengaruhi oleh kombinasi faktor evolusi, sosial, dan ekonomi, sehingga tidak ada satu jawaban yang benar.
- Manusia itu kompleks dan beragam.
- Tidak ada jawaban tunggal yang benar mengenai preferensi hubungan manusia.
- Perilaku seksual manusia dipengaruhi oleh faktor evolusi, sosial, dan ekonomi.
Pendahuluan
Video ini membahas pertanyaan kompleks mengenai apakah manusia diciptakan sebagai makhluk monogami, poligami, atau penganut seks bebas. Pertanyaan ini bukan hanya sekadar pertanyaan dangkal, tetapi pertanyaan mendalam yang jawabannya masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Ada yang berpendapat bahwa evolusi biologis manusia mengarah pada monogami, sementara yang lain percaya bahwa poligami atau seks bebas lebih sesuai dengan naluri alami manusia.
Argumen Monogami
Argumen yang mendukung monogami menyatakan bahwa manusia akan punah jika menerapkan poligami atau seks bebas sejak awal. Hal ini disebabkan oleh proses persalinan yang sulit dan berisiko pada perempuan, serta kebutuhan akan bantuan intensif dari laki-laki untuk melindungi dan menafkahi perempuan dan anak-anaknya. Tanpa perlindungan dan nafkah intensif dari pasangan seumur hidup, perempuan tidak akan mampu bertahan hidup dan membesarkan anak. WHO juga menambahkan bahwa risiko kematian pada perempuan saat melahirkan mencapai 2% untuk sekali melahirkan, dan bisa mencapai 20% secara akumulatif. Selain itu, hormon dalam otak manusia cenderung membuat seseorang mengabaikan hasrat seksual terhadap orang lain ketika sudah menyukai satu orang.
Argumen Poligami
Argumen yang mendukung poligami menyatakan bahwa manusia, khususnya laki-laki, secara alami cenderung untuk berpoligami (poligini). Hal ini terlihat dari kebiasaan pria yang selalu bersaing dengan pria lain untuk menguasai aset dan sumber daya alam. Semakin banyak aset yang dimiliki seorang pria, semakin besar potensinya untuk memiliki banyak anak yang bertahan hidup. Testosteron pada laki-laki juga didesain untuk agresif dalam mendapatkan akses dan wanita yang banyak. Selain itu, ukuran testis laki-laki yang relatif kecil menunjukkan bahwa tidak ada persaingan sperma di dalam rahim, sehingga laki-laki cenderung menghegemoni perempuan. Semakin kaya dan berkuasa seorang laki-laki, semakin besar keinginannya untuk memiliki lebih dari satu pasangan. Walaupun monogami menjadi arus utama dalam banyak kultur, sebagian besar kultur masyarakat di dunia juga mewajarkan poligami.
Argumen Seks Bebas
Argumen yang mendukung seks bebas menyatakan bahwa manusia pada dasarnya tidak menginginkan ikatan yang berlangsung lama dan permanen antara laki-laki dan perempuan. Manusia lebih menginginkan seks bebas atau relasi seksual yang lebih terbuka. Argumen ini didasarkan pada fakta bahwa baik laki-laki maupun perempuan tetap tertarik secara seksual pada orang lain walaupun mereka bukan pasangannya. Sebelum manusia mengenal masa bercocok tanam, mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil di mana proses membesarkan anak diserahkan kepada kelompok, bukan hanya kepada pasangan. Dalam kondisi seperti ini, perlindungan dan nafkah intensif dari seorang laki-laki terhadap perempuan menjadi tidak relevan karena semuanya sudah ditopang oleh kelompok.
Pandangan Pribadi
Manusia jangan dipahami sebagai makhluk yang sepenuhnya terikat pada norma-norma evolusi. Manusia harus dilihat dalam kemampuan mereka beradaptasi terhadap tuntutan alam dan tuntutan sosial. Relasi seksual antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat dalam kacamata yang lebih longgar, dengan mempertimbangkan apa yang terjadi secara faktual pada waktu dan tempat tertentu. Ketika sumber daya terbatas, manusia cenderung menjadi monogam karena saling ketergantungan. Ketika sumber daya melimpah, laki-laki memiliki daya tawar yang lebih tinggi dan cenderung menjadi poligami. Dalam kondisi moderat, manusia mungkin mengembangkan relasi seksual yang lebih terbuka.
Kesimpulan
Perselingkuhan menjadi sesuatu yang wajar karena manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan membutuhkan hubungan dengan lawan jenis yang memiliki karakteristik yang pas. Namun, manusia juga memiliki dorongan seksual yang kuat yang dapat mengikat mereka pada pasangan yang tidak cocok. Akibatnya, banyak orang menikah karena hasrat seksual, tetapi kemudian menyadari bahwa mereka tidak bahagia dan akhirnya melakukan perselingkuhan. Dalam hal ini, mendapatkan pasangan yang tepat pada akhirnya hanya menjadi sebuah keberuntungan yang didasarkan pada kebetulan belaka.

