Ringkasan Singkat
Video ini membahas konsep "Kitab yang Nyata" (Kitabum Mubin) dalam Al-Qur'an, yang merujuk pada utusan Tuhan yang telah mengaktifkan petunjuk ilahi dalam diri mereka. Utusan ini, yang bisa berupa manusia, berfungsi sebagai penuntun bagi orang lain menuju jalan yang benar. Video ini juga membahas tentang bagaimana setiap individu memiliki potensi untuk menjadi "kitab yang nyata" dengan mengaktifkan potensi spiritual dalam diri mereka.
- Kitab yang nyata adalah utusan Tuhan yang telah mengaktifkan petunjuk ilahi dalam diri mereka.
- Setiap individu memiliki potensi untuk menjadi "kitab yang nyata".
- Utusan Tuhan terdekat ada di dalam diri kita sendiri.
Pembukaan: Kitab yang Berjalan dan Kitab yang Nyata
Video dimulai dengan membahas tentang Nabi Muhammad sebagai "kitab yang berjalan," yang kemudian dikaitkan dengan konsep bahwa setiap orang memiliki "kitab" dalam diri mereka yang perlu diaktifkan. Ketika seseorang mampu mengaktifkan potensi malaikat dalam dirinya, mereka dapat memahami petunjuk Tuhan secara langsung dan menjadi utusan. Utusan ini menjadi contoh yang harus diikuti karena pesan yang mereka sampaikan berasal dari sumber yang benar.
Quran Sejati dan Quran yang Nyata
Pembahasan beralih ke konsep Quran sejati dan Quran yang nyata. Quran yang nyata (Kitabum Mubin) adalah kitab yang ada di dalam diri seseorang yang telah diturunkan dan diaktifkan, sehingga orang tersebut dapat membaca, mempelajari, memahami, melaksanakan, dan menyebarkan ajaran-ajaran Tuhan. Kitab ini terus dialirkan oleh petunjuk dari Tuhan, terutama ketika seseorang telah mencapai kesadaran "Aku Dua" atau bahkan "Aku Satu" (bersatu dengan Tuhan).
Kitabum Mubin: Utusan Tuhan dalam Wujud Manusia
Video ini membahas Surah 43 dalam Al-Qur'an, yang menekankan pentingnya perilaku sebagai output dari pengetahuan. Kitabum Mubin, atau kitab yang nyata, adalah utusan Tuhan yang wujudnya adalah manusia. Mereka telah mengaktifkan kitab dalam diri mereka dan mampu mengalirkan petunjuk Tuhan. Melalui mereka, Tuhan menunjuki orang lain ke jalan yang benar dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya.
Rasul: Dulu, Sekarang, dan Masa Depan
Diskusi berlanjut dengan pertanyaan apakah rasul atau utusan masih ada saat ini. Surah 33 ayat 40 menjelaskan bahwa Muhammad adalah penutup para nabi, tetapi bukan berarti tidak ada lagi utusan Tuhan. Surah 22 ayat 75 menjelaskan bahwa Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan manusia secara terus-menerus. Manusia yang telah mencapai "Aku Dua" akan diberikan fasilitas malaikat, yang kemudian mengaktifkan potensi mereka sebagai utusan.
Utusan Tuhan di Tengah-Tengah Kita
Video ini membahas Surah 49 ayat 7, yang menyatakan bahwa di tengah-tengah kita ada Rasulullah. Rasulullah yang terdekat adalah utusan Tuhan yang ada di dalam diri kita sendiri, yang dapat diaktifkan untuk memberikan petunjuk terus-menerus. Ketika kesadaran malaikat dalam diri kita aktif, kita akan terus-menerus diberikan kesadaran dan petunjuk. Kita harus mengikuti petunjuk dari utusan yang ada di dalam diri kita, karena pesan tersebut berasal dari sumber yang benar.
Mengikuti Rasul yang Terdekat
Video ini membahas Surah 3 ayat 31 dan Surah 4 ayat 59, yang menekankan pentingnya mentaati Allah dan Rasul. Rasul yang paling dekat dengan kita adalah yang ada di dalam diri kita, yaitu hati nurani, kalbu, kecerdasan, dan kesadaran kita yang semakin tinggi. Kita harus mentaati pesan-pesan yang datang dari dalam diri kita, karena pesan-pesan tersebut adalah petunjuk dari Allah. Mengikuti Rasul berarti mengikuti kesadaran yang lebih tinggi, bukan hanya mengikuti budaya atau tradisi tertentu.
Menyampaikan Amanat: Menjadi Quran yang Nyata
Video ini membahas Surah 5 ayat 67, yang memerintahkan Rasul untuk menyampaikan apa yang diturunkan Tuhan kepadanya. Jika kita telah menjadi "kitab yang berjalan," kita juga mendapatkan amanat untuk menyampaikan ajaran-ajaran Tuhan. Menyampaikan amanat berarti menjadi pantulan dari kebenaran dan mengingatkan orang lain, bukan memaksa atau mengintimidasi. Video ini diakhiri dengan menekankan bahwa kita tidak perlu mengakui diri sebagai utusan, tetapi biarlah Tuhan yang mengakui.