Ringkasan Singkat
Video ini membahas proses fertilisasi pada manusia dan perkembangan embrio. Dimulai dengan penjelasan tentang fertilisasi sebagai peleburan sel telur dan sperma di Tuba Fallopi, kemudian menjelaskan tahapan perkembangan zigot menjadi embrio, pembentukan lapisan-lapisan embrio (ektodermis, mesodermis, endodermis), hingga pembentukan organ-organ tubuh. Selain itu, video ini juga membahas tentang membran embrio (korion, amnion, alantois, dan sakus vitelinus) dan perkembangan janin selama masa kehamilan hingga siap dilahirkan.
- Fertilisasi adalah peleburan sel telur dan sperma yang terjadi di Tuba Fallopi.
- Zigot mengalami pembelahan sel menjadi morula dan blastokista, kemudian menempel di dinding rahim.
- Embrio berkembang dengan pembentukan tiga lapisan germinal: ektodermis, mesodermis, dan endodermis.
- Membran embrio (korion, amnion, alantois, dan sakus vitelinus) memiliki fungsi penting dalam perkembangan embrio.
- Janin berkembang selama sembilan bulan kehamilan hingga siap dilahirkan.
Pendahuluan
Video ini membahas tentang proses fertilisasi dan perkembangan embrio pada manusia. Pertemuan sebelumnya membahas tentang sistem reproduksi pria dan wanita. Tujuan pembelajaran kali ini adalah agar siswa dapat menjelaskan proses fertilisasi dan perkembangan embrio.
Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses peleburan atau fusi antara sel telur dan sel sperma. Proses ini terjadi di saluran telur atau Tuba Fallopi. Ovum yang sudah matang akan dikeluarkan dari ovarium menuju uterus melalui proses yang disebut ovulasi. Jika ovum bertemu dengan sperma di saluran telur, maka akan terjadi pembuahan. Sperma harus melewati tiga lapisan untuk mencapai inti sel telur: korona radiata, zona pelusida, dan membran plasma. Sperma mengeluarkan enzim dari akrosom untuk menembus lapisan-lapisan ini. Setelah satu sperma berhasil membuahi sel telur, sel telur akan melepaskan senyawa kimia ke zona pelusida untuk mencegah sperma lain masuk. Peleburan inti sel telur dan sperma menghasilkan zigot.
Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
Setelah terbentuk zigot, terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Zigot akan membelah diri, pertama menjadi dua sel, kemudian empat sel, hingga menjadi 16 sel. Proses pembelahan ini disebut morula, yang berbentuk seperti buah anggur. Selanjutnya, morula berkembang menjadi blastokista awal pada hari kelima, dan blastokista tahap akhir pada hari keenam dan ketujuh. Blastokista kemudian menempel ke dinding rahim melalui proses implantasi. Setelah embrio menempel di dinding rahim, seorang wanita dikatakan hamil.
Pembentukan Lapisan Embrio
Setelah hari ke-12, terbentuk lapisan luar (ektodermis), lapisan dalam (endodermis), dan lapisan tengah (mesodermis). Ektodermis akan membentuk kulit dan sistem saraf. Endodermis akan membentuk organ sistem pernapasan dan pencernaan. Mesodermis akan membentuk organ rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, dan sistem reproduksi.
Membran Embrio
Selama perkembangan embrionik, terbentuk membran embrio yang terdiri dari korion, amnion, alantois, dan sakus vitelinus (kantong kuning telur). Sakus vitelinus adalah tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh darah pertama embrio. Amnion adalah membran yang berisi cairan ketuban, berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan dan benturan. Korion adalah membran terluar yang membentuk plasenta dan memberikan nutrisi bagi embrio. Alantois adalah membran pembentuk tali pusar yang berfungsi untuk menyalurkan zat makanan dan oksigen dari ibu, serta mengeluarkan sisa-sisa metabolisme.
Perkembangan Janin Selama Kehamilan
Masa kehamilan berlangsung selama sembilan bulan. Setelah embrio menempel di dinding rahim, terbentuk plasenta dan tali pusat. Pada usia empat minggu, embrio mulai membentuk massa tangan dan kaki. Pada usia enam minggu, embrio berukuran 1,5 cm dan mulai terbentuk otak, mata, telinga, dan jantung. Tangan dan kaki beserta jari-jarinya juga mulai terbentuk. Pada usia kehamilan delapan minggu, embrio sudah memiliki organ yang lengkap dan berubah menjadi janin atau fetus. Pada usia kehamilan 10 minggu, panjang janin lebih dari 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Pada usia 16 minggu, panjang janin mencapai 40 cm dan sudah memiliki organ yang lengkap. Pada usia kehamilan sekitar 39-40 minggu, bayi siap dilahirkan.