Ringkasan Singkat
Video ini menceritakan kisah perjuangan Umar Said Cokroaminoto dalam memimpin Syarikat Islam di awal abad ke-20. Cokroaminoto berupaya membela hak-hak kaum pribumi dari penindasan kolonial Belanda, serta menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal dalam organisasi yang dipimpinnya. Perjalanan hijrah Cokroaminoto, dari seorang bupati hingga menjadi pemimpin pergerakan nasional, penuh dengan intrik politik, pengorbanan pribadi, dan semangat untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
- Perjuangan Cokroaminoto dalam memimpin Syarikat Islam.
- Tantangan internal dan eksternal yang dihadapi dalam organisasi.
- Perjalanan hijrah Cokroaminoto menuju kemerdekaan Indonesia.
Pembukaan
Musik pembuka mengawali video, menampilkan suasana awal abad ke-20 di Indonesia dengan segala dinamika sosial dan politiknya. Musik ini memberikan gambaran tentang perjuangan dan semangat yang akan diangkat dalam cerita.
Cokroaminoto dan Syarikat Islam
Cokroaminoto memperkenalkan dirinya sebagai seorang muslim Bumiputra, ketua perkumpulan Syarikat Islam dengan 2 juta anggota. Ia menjelaskan latar belakangnya, termasuk kakeknya yang pernah menjabat sebagai bupati Ponorogo dan Kiai Besari yang mengajarkannya tentang nilai hidup sebagai orang Jawa. Cokroaminoto menekankan pemahamannya akan hukum-hukum yang berlaku dan posisinya sebagai orang Jawa pertama yang menjadi anggota lulusan.
Kondisi Sosial dan Politik Hindia Belanda
Narasi menjelaskan kedatangan orang-orang Eropa ke Hindia Belanda untuk mencari apa yang tidak mereka miliki. Orang-orang Eropa digambarkan hanya menjadi raja sehari dan bertindak sewenang-wenang. Cokroaminoto mengingatkan kata-kata penting dari Nabi Muhammad tentang hijrah, yaitu berpindah dari tempat buruk ke tempat yang lebih baik, dan menjadi seperti sumbu yang memberi penerangan.
Keputusan untuk Hijrah
Istri Cokroaminoto bertanya apakah benar ia akan mundur dari jabatannya. Cokroaminoto menjelaskan bahwa martabat raja-raja di Jawa sudah hilang dan kekuasaan sudah berada di tangan pemerintah Hindia Belanda. Ia merasa harus hijrah untuk menghentikan darah dan air mata yang terus memanggilnya. Istrinya menyatakan akan ikut hijrah di belakangnya, bukan hanya untuk mereka, tapi juga untuk anak mereka.
Konflik Keluarga
Ibu mertua Cokroaminoto marah karena ia dianggap tidak bertanggung jawab sebagai suami dan hanya kelayapan. Ia mengatakan bahwa Cokroaminoto menikahi putrinya tanpa restu dan sekarang ia akan menceraikannya. Namun, putrinya menyatakan bahwa suaminya hanya Cokroaminoto seorang dunia dan akhirat. Ibu mertuanya mencemooh Cokroaminoto sebagai orang yang tidak berguna.
Motivasi Perjuangan
Istri Cokroaminoto menangis, dan ibunya menenangkannya dengan menjelaskan arti Basmalah. Ayahnya, seorang bupati, berbeda dari bupati lain karena ia melindungi kaum tani. Berita perlawanan Cokroaminoto terhadap mandor Belanda sudah menjadi perbincangan. Mereka perlu hijrah untuk menemukan harapan dan seorang pemimpin, seperti buruh-buruh yang kehilangan arah sejak Pangeran Diponegoro.
Perjalanan ke Surabaya
Cokroaminoto disarankan untuk pergi ke Surabaya, pusat PTI, sebagai pintu gerbang untuk berhijrah. Di sana, teman-teman akan membantunya.
Surabaya dan Syarikat Dagang Islam
Hasan Ali menyambut Cokroaminoto di Surabaya dan memperkenalkan Sosrokardono yang akan membantu segala kebutuhannya. Surabaya memiliki 300.000 santri, 11.000 pesantren, dan 30 juta penduduk. Kota ini memiliki banyak buruh perkebunan, buruh kapal, dan pedagang minyak. Politik membutuhkan ekonomi yang mandiri, dan Cokroaminoto tidak mau menjadi sirkus oleh pemilik modal.
Mencari Kebenaran dan Persatuan
Cokroaminoto mempertanyakan bagaimana cara menentukan kebenaran jika hanya ditentukan oleh satu kelompok tanpa aturan umum. Ia merasa zaman sudah berubah, tetapi cara berpikir masih kolot. Ia ingin membentuk organisasi yang mampu mengayomi seluruh jenis masyarakat di tanah ini.
Revolusi Tionghoa dan Masa Depan Indonesia
Seorang redaktur surat kabar bertanya kepada Cokroaminoto tentang revolusi Tionghoa dan siapa yang akan memimpin revolusi di tanah ini. Ia juga menanyakan tentang kapal-kapal besar yang berlabuh di Tanjung Perak dan situasi di Yaman serta Turki.
Menghadapi Kerusuhan
Cokroaminoto menghadapi kerusuhan dan meminta semua orang untuk membuang senjata. Ia mengingatkan bahwa pemerintah Hindia Belanda adalah musuh mereka dan Senan tidak menginginkan mereka bersatu. Ia meminta semua orang untuk pulang dan membubarkan diri.
Mengurus Rakyat
Cokroaminoto diminta untuk mengurusi tanah sawah dan hasilnya untuk rakyat. Ia mempercayai Semaun dan merasa cocok dengannya.
Pembentukan Syarikat Islam
Pertemuan ditunda karena ada masalah penting terkait tulisan di koran. Haji Saman Hudi mengirim utusan dari Surakarta untuk meminta Cokroaminoto menjadi ketua SDI di Surabaya. Cokroaminoto prihatin dengan pembekuan SDI dan khawatir akan gejolak yang mungkin timbul. Ia percaya bahwa dengan dukungan rakyat, ia bisa memecahkan pembekuan tersebut.
Kebangkitan Syarikat Islam
Cokroaminoto berpidato di taman kota Surabaya untuk menggalang kesadaran bahwa veging ini adalah tanda kebangkitan hati rakyat. Ia mengumumkan perubahan nama Syarikat Dagang Islam menjadi Syarikat Islam. Kelahiran Syarikat Islam adalah karena kodrat dan iradat Allah, dan perkumpulan ini akan menjadi banjir yang deras. Ia mengajak semua untuk bergerak, meninggikan nilai-nilai keluhuran, dan melakukan perlawanan atas ketertindasan.
Citra Cokroaminoto
Cokroaminoto digambarkan sebagai orang pribumi yang membangkitkan semangat Bumiputra. Zaman baru telah tiba.
Tantangan dan Strategi
Cokroaminoto ditanya mengapa ia mengajak seseorang untuk membantu setelah SDI dibekukan. Ia menjelaskan bahwa kesediaan orang tersebut adalah cara untuk mengawasi mereka, mencari tahu apa yang sedang mereka lakukan.
Persiapan Kongres
Darsono dan Surjo dari Brebes, serta perwakilan dari Banjarmasin dan Jogja hadir. Cokroaminoto menegur mereka karena belum membentuk koperasi. Ia menjelaskan pentingnya koperasi untuk kesejahteraan rakyat.
Melayuesia atau Indonesia
Cokroaminoto ditanya tentang nama untuk tanah ini, apakah Melayuesia atau Indonesia. Ia menjawab bahwa itu adalah masa depan mereka dan mereka yang harus memikirkannya.
Kondisi Ekonomi dan Politik
Rinkes menjelaskan kondisi ekonomi dan politik yang sulit, dengan banyak pekerjaan yang dilakukan dengan sedikit tenaga. Ia juga berbicara tentang seorang pembuat onar yang melakukan kekerasan di Garut.
Peran Seni dan Mata-Mata
Thea diberi izin untuk semua penampilannya, tetapi sebagai imbalannya, ia harus mencari tahu apa yang dipikirkan orang tentang raja Jawa yang tidak dikenal. Ia tidak mau lagi menjadi mata-mata dan hanya ingin bernyanyi dan menari.
Nilai-Nilai Syarikat Islam
Seseorang berpidato tentang kebal terhadap penderitaan dan kesengsaraan, serta pentingnya sama rata sama rasa dalam Syarikat Islam.
Kritik terhadap Pemimpin
Seorang pemimpin seharusnya menyuruh rakyatnya untuk menanam dan merawat tanah, bukan hanya hidup dari hasil bumi dan pajak rakyat.
Pendidikan dan Harapan
Dari 30 juta orang Jawa, hanya ratusan yang lulus sekolah. Mereka yang lulus akan menjadi lokomotif menuju masyarakat yang lebih baik. Mereka harus ingat bahwa rakyat mampu membaca harapan dan berdoa, tetapi juga mampu untuk mengamuk.
Kerusuhan dan Perpecahan
Cokroaminoto dituduh membuat wong cilik semakin tidak tahu diri dan membuat kerusuhan di mana-mana. Istrinya menenangkannya dan menyerahkan semuanya kepada Allah.
Pembelaan dan Kekerasan
Seseorang bertanya mengapa Cokroaminoto tidak membela Marco yang akan dipenjara karena artikelnya. Istrinya tidak mau ada kekerasan dan tidak mau itu dibawa ke rumah.
Sosialisme dan Masa Depan
Seseorang mempertanyakan mengapa Cokroaminoto membutuhkan Mener, padahal Mener adalah pendiri SDAP yang sangat dihormati. Ia juga mempertanyakan mengapa pemikiran sosialisme Mener ditolak oleh negerinya sendiri.
Pelatihan Militer dan Amuk
Kajaan Belanda sibuk berperang di Eropa, dan orang-orang pribumi dilatih untuk menjadi pasukan bersenjata. Dikhawatirkan akan terjadi amuk di mana-mana.
Agus Salim dan Revolusi
Agus Salim dari Sumatera memberikan hadiah kopi dari Bukittinggi kepada Cokroaminoto. Mereka berbicara tentang revolusi dan evolusi.
Hijrah dan Pertanyaan
Seseorang bertanya kepada Cokroaminoto mengapa ia menulis tentang hijrah. Ia merasa Cokroaminoto mengajarkan radikalisme dan hutang atas kekayaan tanah ini. Ia mempertanyakan apakah seorang berhak untuk memiliki kiblat baru menuju masyarakat yang lebih baik.
Demonstrasi dan Sejarah
Cokroaminoto ditanya apakah ia melakukan demonstrasi. Ia menjawab bahwa ia berada di Semarang untuk bekerja. Ia diminta untuk menghapus tulisan itu, tetapi ia menolak karena itu sama dengan menghapus sejarahnya sendiri.
Kongres di Bandung
Cokroaminoto akan membicarakan bagaimana membentuk pemerintahan sendiri dalam kongres di Bandung. Beberapa tokoh penting akan hadir, termasuk Ahmad Dahlan.
Pertanyaan dan VOC
Seseorang bernama Kusno bertanya kepada Cokroaminoto tentang VOC dan berapa yang sudah dihasilkan sampai saat ini.
Terang Bulan
Lagu "Terang Bulan" dinyanyikan, menggambarkan suasana perjuangan dan harapan.
Semaun dan Dewan Perwakilan
Semaun jarang datang, tetapi Cokroaminoto yakin bahwa apa pun yang dia lakukan pasti memiliki dasar. Ia juga membahas tentang dewan perwakilan yang baru dibentuk dan Fox.
Kongres Syarikat Islam
Cokroaminoto mengucapkan selamat datang kepada para anggota kongres. Ia mengatakan bahwa tanah ini sudah tidak sepantasnya dipimpin oleh negeri lain dan harus dijadikan negara dengan pemerintahan sendiri dalam waktu 10 tahun.
Fajar Asia
Fajar Asia telah datang, dan ibu dari kelahiran bangsa adalah persatuan dan semangat.
Kesenian dan Politik
Pertemuan kesenian sudah tidak zamannya lagi, sekarang zamannya politik nomor satu.
Gubernur Tirum
Seseorang menunjukkan ukiran dari Jepara yang akan diberikan kepada gubernur.
Otonomi dan Politik
Seseorang berbicara tentang otonomi dan politik yang masih dalam tahap awal.
Pendidikan dan Agraria
Dalam sidang, dibahas agenda terpenting, yaitu pendidikan dan agraria. Ada perbedaan pendapat tentang mana yang lebih penting.
Revolusi Bolshevik
Revolusi Bolshevik di Rusia membawa kata baru dan menjadi inspirasi bagi petani di sini.
Wabah dan Kesehatan
Ditemukan beras impor membawa tikus dan penyakit, dan banyak warga terkena wabah tibas. Cokroaminoto akan meminta bantuan dari KIA H Ahmad dari Muhammadiyah untuk melengkapi apa pun yang kurang.
Siapakah Penduduk Asli?
Seseorang bertanya kepada Cokroaminoto siapakah yang disebut dengan penduduk asli. Ia merasa tidak termasuk pribumi maupun Belanda.

