Ringkasan Singkat
Video ini membahas keunikan keanekaragaman hayati Indonesia yang terletak di antara dua zona biogeografi utama, yaitu zona Oriental (Asia) dan zona Australia. Garis Wallace dan garis Weber digunakan untuk memisahkan zona-zona ini, dengan Sulawesi dan Nusa Tenggara sebagai zona peralihan. Video ini juga menjelaskan ciri-ciri fauna dan flora di masing-masing zona, serta memberikan contoh spesies endemik yang ada di berbagai wilayah di Indonesia.
- Indonesia terletak di antara dua zona biogeografi: Oriental dan Australia.
- Garis Wallace dan Weber memisahkan zona-zona fauna di Indonesia.
- Sulawesi dan Nusa Tenggara merupakan zona peralihan.
- Setiap zona memiliki ciri khas fauna dan flora.
- Indonesia memiliki banyak spesies endemik.
Pendahuluan
Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan keunikan dalam pola persebarannya di dunia. Terdapat enam zona utama persebaran makhluk hidup atau biogeografi, yaitu Paleartik, Neartik, Neotropik, Ethiopian, Oriental (Asia), dan Australia. Indonesia terletak di antara zona Oriental dan Australia, yang memberikan keunikan tersendiri bagi keanekaragaman hayatinya.
Garis Wallace dan Weber
Zona Oriental meliputi wilayah barat Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan, yang memiliki kemiripan fauna dengan benua Asia, contohnya harimau, badak, dan orangutan. Zona Australia meliputi wilayah timur Indonesia seperti Maluku dan Papua, dengan fauna yang mirip dengan Australia, contohnya kuskus, walabi, dan kanguru. Garis Wallace, yang ditemukan oleh Alfred Russel Wallace pada tahun 1863, memisahkan wilayah Oriental dan Australia, membentang dari Selat Makassar ke selatan hingga Selat Lombok. Max Weber, seorang zoologist Jerman, berpendapat bahwa fauna Sulawesi merupakan fauna peralihan, sehingga ia membuat garis Weber di sebelah timur Sulawesi hingga Kepulauan Aru.
Zona Peralihan
Sulawesi dan Nusa Tenggara merupakan zona peralihan. Di Sulawesi, terdapat fauna campuran antara Australia dan Oriental, seperti oposum (Australia) dan kera (Oriental). Contoh hewan di zona peralihan adalah babirusa, kuskus, anoa, komodo, dan burung maleo. Dengan adanya garis Weber, Indonesia terbagi menjadi tiga zona fauna: Australia, Asia, dan Peralihan.
Fauna dan Flora Zona Oriental
Fauna daerah Oriental (Sumatera, Jawa, Kalimantan) memiliki ciri-ciri seperti banyak mamalia berukuran besar (badak, gajah, harimau), berbagai jenis kera (terutama di Kalimantan), dan burung-burung yang pandai berkicau tetapi tidak berwarna seindah burung Australia (jalak bali, murai). Flora di zona Oriental mirip dengan tumbuhan Asia, seperti jenis meranti-merantian, rotan, dan nangka. Hutan hujan tropis terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Banyak tumbuhan endemik di dataran Sunda, seperti bunga Rafflesia arnoldii dan Anggrek Tien Soeharto.
Fauna dan Flora Zona Australia
Fauna di Indonesia bagian timur (Papua, Maluku, Nusa Tenggara) relatif sama dengan Australia. Ciri-cirinya adalah mamalia berukuran kecil (kuskus, oposum), hewan berkantung (kanguru), tidak ada spesies kera (kecuali di Sulawesi), dan jenis burung yang berwarna indah dan beragam (cendrawasih). Flora di zona Australia mirip dengan flora Australia, dengan hutan hujan tropis tipe Australia Utara yang lebat dan selalu hijau. Kayu-kayu bernilai ekonomis tinggi tumbuh dengan baik, seperti kayu besi, cemara, dan merbau.
Spesies Endemik di Indonesia
Indonesia memiliki banyak hewan dan tumbuhan endemik, sehingga tergolong negara dengan tingkat endemisme tinggi. Contohnya, di Sumatera terdapat siamang, bunga bangkai, Rafflesia arnoldii, dan orangutan Sumatera/Tapanuli. Di Jawa ada macan tutul, badak bercula satu, dan banteng. Di Kalimantan ada bekantan, burung rangkong, dan anggrek hitam. Di Sulawesi ada anoa, babi rusa, burung maleo, dan kayu Eboni. Di Nusa Tenggara ada kayu cendana, dan di Pulau Komodo ada komodo. Di Papua ada tanaman Matoa, Sagu, dan burung cendrawasih.

