Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang dampak dari kebijakan-kebijakan yang diambil selama 10 tahun terakhir di Indonesia, khususnya di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kebijakan tersebut dinilai telah merusak berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk sosial, budaya, pendidikan, politik, dan ekonomi. Video ini juga menyoroti pengaruh asing, khususnya dari Cina, serta upaya-upaya untuk mensekulerkan Indonesia. Sebagai penutup, video ini mengajak umat Islam untuk bersatu dan membangun kembali peradaban Islam di Indonesia melalui masjid, keluarga muslim, dan lembaga pendidikan Islam.
- Dampak negatif kurikulum merdeka pada kualitas lulusan SMA.
- Pengaruh kesepakatan antara Indonesia dan Cina yang mengarah pada sekularisasi dan masuknya tenaga kerja asing.
- Upaya membangun kembali peradaban Islam melalui sinergi masjid, keluarga muslim, dan lembaga pendidikan Islam.
Penghancuran Pendidikan Selama 10 Tahun
Kurikulum Merdeka dinilai telah menghancurkan sistem pendidikan selama 10 tahun terakhir. Pelaksanaan kurikulum ini tidak memberikan kemerdekaan yang sebenarnya dan berdampak pada kualitas lulusan SMA yang semakin menurun. Lulusan SMA saat ini bahkan kesulitan untuk diterima di perguruan tinggi di luar negeri. Dampak dari kebijakan ini juga dirasakan hingga pemilihan presiden. Wakil presiden saat ini bahkan disebut hanya setingkat SLTP, namun bisa menjabat dengan bekal surat keterangan dari Dirjen Pendidikan.
Kiblat Indonesia Berubah ke Cina
Sejak tahun 2014, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, kiblat Indonesia berubah ke Cina. Terjadi kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Cina (G to G) yang ternyata tidak gratis. Cina memberikan bantuan hutang dengan syarat-syarat tertentu, yang disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Cina, Liu Yangdong, pada tahun 2015. Syarat pertama adalah percepatan sekularisasi Indonesia, menjadikan agama sebagai musuh negara. Syarat kedua adalah masuknya 10 juta rakyat Cina daratan untuk dipekerjakan di Indonesia dengan gaji tinggi.
Perbandingan Ziarah Presiden Erdogan dan Jokowi
Secara seremonial, terdapat dua foto yang dipublikasikan oleh media internasional. Foto pertama adalah Presiden Thayib Erdogan yang berziarah ke makam Muhammad Alfatih, pahlawan Islam yang membebaskan Istanbul. Foto kedua adalah Presiden Joko Widodo yang berziarah ke makam Mustafa Kemal Ataturk, tokoh yang dianggap paling dilaknat setelah Firaun. Netizen internasional memberikan komentar bahwa Erdogan ingin mengubah Turki dari sekuler ekstrem menjadi Islam, sementara Jokowi ingin mengubah Indonesia dari Islami menjadi sekuler ekstrem.
Keberhasilan Sekularisasi Indonesia Selama 10 Tahun
Selama 10 tahun, Presiden Jokowi dinilai berhasil menjadikan Indonesia sebagai negara sekuler. Hal ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan, dimulai dari tata sosial yang dipecah belah melalui strategi adu domba antar kelompok Islam. Budaya hedonis ditegakkan, dengan kalangan muda disibukkan dengan game online, kalangan dewasa dengan judi online, dan orang tua dengan pinjaman online. Budaya-budaya syirik dibangkitkan kembali, seperti upacara sesajen dan bersih desa.
Penghancuran Pendidikan dan Pengkhianatan Nadim Makarim
Pengangkatan komisaris Gojek, Nadim Makarim, sebagai Menteri Pendidikan awalnya membuat banyak umat Islam terkesima. Namun, ternyata Nadim Makarim adalah seorang Katolik yang menyembunyikan identitasnya. Hal ini dianggap sebagai penipuan terhadap umat Islam. Pendidikan selama 10 tahun diarahkan pada pendidikan materialistik, yang menyebabkan kemunduran ilmu dan penerapan sekularisme dan liberalisme.
Analisis Ibnu Khaldun dan Abu Hamid Al-Ghazali
Analisis Ibnu Khaldun tentang kemunduran peradaban karena kemunduran ilmu, penerapan sekularisme dan liberalisme, serta orientasi pendidikan yang tidak lagi mendekatkan diri kepada Allah sangat relevan dengan kondisi Indonesia. Hal ini juga didukung oleh analisis Abu Hamid Al-Ghazali bahwa rusaknya umat disebabkan oleh rusaknya penguasa, yang disebabkan oleh rusaknya ulama karena cinta dunia.
Kerusakan Politik, Ekonomi, dan Agama
Politik di Indonesia menjadi oportunis dan masa bodoh terhadap nilai. Pemilihan umum yang curang dan praktik suap dianggap sebagai hal yang biasa. Presiden Prabowo berencana mengembalikan sistem pemilihan kepada musyawarah untuk mufakat, sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945 yang asli. Ekonomi kapitalistik diubah menjadi sistem kerakyatan. Agama menjadi sinkretis, dengan Menteri Agama yang mengatakan bahwa Islam radikal tidak boleh memimpin Indonesia, namun justru melakukan korupsi.
Peringatan Allah dalam Surah An-Nahl Ayat 112
Allah memberikan peringatan dalam Surah An-Nahl ayat 112 tentang negeri yang dulunya aman dan makmur, namun penduduknya ingkar akan nikmat Allah. Akibatnya, Allah memberikan azab berupa kemiskinan, korupsi, kebodohan, kezaliman, kemerosotan moral, dan ketidakadilan. Hal ini terjadi karena Indonesia menerapkan kehidupan sekuler selama 10 tahun.
Solusi: Membangun Kembali Peradaban Islam
Untuk mengatasi dampak negatif dari 10 tahun terakhir, umat Islam diajak untuk bersatu dan membangun kembali peradaban Islam. Masjid dijadikan sebagai basis, ditopang oleh keluarga-keluarga muslim dan lembaga pendidikan Islam. Tiga komponen ini harus berjalan sinergi untuk mewujudkan kehidupan yang islami di berbagai aspek, seperti sosial, budaya, pendidikan, politik, dan ekonomi. Dengan demikian, cita-cita para pendiri bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dapat terwujud.

