Inovasi Bobibos: Jerami Jadi Bahan Bakar, Fakta atau Mitos? | OTOPOD

Inovasi Bobibos: Jerami Jadi Bahan Bakar, Fakta atau Mitos? | OTOPOD

Ringkasan Singkat

Podcast Otomotif Kompas.com kali ini membahas tentang Bobi Boss, bahan bakar nabati yang sedang ramai diperbincangkan. Pendiri Bobi Boss, Muhammad Ikhlas Tamrin, menjelaskan proses penemuan, bahan baku yang digunakan (jerami), hingga visi untuk kedaulatan energi dan pangan Indonesia. Diskusi juga menyentuh tentang regulasi, uji coba, dan potensi kolaborasi dengan berbagai pihak.

  • Bobi Boss menggunakan jerami sebagai bahan baku utama.
  • Bertujuan untuk menciptakan bahan bakar yang lebih murah dan ramah lingkungan.
  • Masih dalam proses pengajuan regulasi dan uji coba.
  • Memiliki visi untuk kedaulatan energi dan pangan Indonesia.
  • Membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak.

Perkenalan Bobi Boss

Muhammad Ikhlas Tamrin dari Solo, pendiri Bobi Boss, memperkenalkan diri. Bobi Boss adalah bahan bakar yang sedang viral dan banyak diperbincangkan. Banyak yang bertanya-tanya apakah Bobi Boss ini nyata atau tidak, bahkan ada yang menyebutnya scam. Namun, banyak reporter yang melihat potensi menarik dari Bobi Boss. Ikhlas menjelaskan bahwa Bobi Boss ditemukan dalam rentang waktu 2-3 tahun terakhir, melalui proses panjang hingga akhirnya menemukan teknologi dan harga yang sesuai.

Momentum dan Arah Riset Bobi Boss

Ikhlas menjelaskan bahwa momentum peluncuran Bobi Boss adalah saat harga BBM naik. Arah riset timnya fokus pada kesehatan, air, pangan, dan energi. Mereka tidak hanya fokus pada energi, tetapi juga memikirkan hal-hal kecil seperti sabun dengan bahan alami. Tim Bobi Boss memiliki visi dan peta jalan yang jelas.

Bahan Baku dan Geopolitik Energi

Bobi Boss menggunakan bahan baku tumbuhan, yaitu jerami. Sebelumnya, mereka juga pernah mencoba jelantah, molases, dan mikroalga. Pemilihan bahan baku ini juga mempertimbangkan geopolitik energi dunia, di mana ada dua mazhab: listrik (Cina) dan hidrogen (Jepang). Indonesia memilih jalur tengah dengan fokus pada BBM nabati dan baterai. Mereka sudah memiliki paten untuk keduanya, yaitu baterai serum. Transisi ke kendaraan listrik membutuhkan waktu yang panjang, sementara masalah dekarbonisasi harus segera diatasi. Oleh karena itu, Bobi Boss hadir sebagai solusi nabati.

Inspirasi Nabati dan Proses Penemuan Jerami

Ikhlas terinspirasi dari Al-Quran surat Yasin yang menyebutkan bahwa energi berasal dari kayu hijau. Jerami dipilih sebagai bahan baku setelah melalui berbagai percobaan. Penemuan jerami ini bahkan bisa dibilang tidak sengaja. Awalnya, mereka kesulitan mencari bahan baku yang murah dan mudah didapatkan. Setelah mencoba molases, mereka menemukan bahwa jerami memiliki potensi yang lebih besar.

Analisis Jerami dan Formulasi Baru

Tim Bobi Boss menganalisis data BPS tahun 2015 dan menemukan bahwa Indonesia memiliki 8,1 juta hektar sawah. Setelah diolah, jerami menghasilkan kuantitas yang mencengangkan. Mereka menemukan formulasi baru bahwa dengan bahan baku X, output yang dihasilkan adalah sekian. Dari 1 hektar sawah, bisa menghasilkan 2.000-3.000 liter bahan bakar. Outputnya pun bisa dipilih, bisa jadi bensin atau solar.

Proses Pembuatan dan Uji Coba Bobi Boss

Proses pembuatan Bobi Boss menggunakan pendekatan biokimia dari jerami melalui lima tahap dengan mesin buatan sendiri. Setiap tahapan diberi serum. Formula yang digunakan sudah pas, namun mereka terus melakukan uji coba untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Mereka juga sudah melakukan uji coba dengan berbagai pihak, termasuk sekolah otomotif di Solo. Hasilnya, emisi gas buang Bobi Boss bagus dan kompatibel dengan mesin.

Tantangan dan Harapan Uji Coba Lebih Lanjut

Tantangan selanjutnya adalah membuktikan bahwa Bobi Boss tidak merusak mesin. Mereka mencari relawan yang bersedia mobilnya diuji coba. Ikhlas yakin bahwa Bobi Boss lebih irit dan emisinya bagus karena berasal dari bahan nabati. Mereka berharap ada ATPM yang bersedia mobil barunya diuji coba endurance selama 24 jam dengan Bobi Boss. Setelah itu, mesin akan dibongkar untuk melihat kondisinya.

Skala Ekonomi dan Regulasi

Bobi Boss sudah masuk skala ekonomi dan harganya di bawah harga BBM yang ada saat ini. Namun, belum bisa dijual karena terkendala regulasi. Mereka sedang dalam proses komunikasi intensif dengan pemerintah, khususnya dengan Kementerian ESDM dan EBTKE (Energi Baru Terbarukan). Tantangannya adalah belum ada parameter untuk biogasolin. Mereka berharap Bobi Boss bisa menjadi legasi Indonesia.

Target Regulasi dan Instruksi Presiden

Target mereka adalah menyelesaikan masalah regulasi dalam 8 bulan. Selain regulasi teknis, mereka juga ingin mendorong Presiden untuk mengeluarkan instruksi presiden agar sawah tidak hanya menjadi sumber pangan, tetapi juga sumber energi. Mereka ingin menentukan harga jerami yang sesuai parameter.

Klarifikasi dan Manfaat Tambahan Jerami

Ikhlas mengklarifikasi bahwa Bobi Boss tidak menghilangkan habituasi petani dalam memanfaatkan jerami untuk pakan ternak. Justru, mereka ingin meningkatkan value pakan tersebut dengan menambahkan serum pangan. Selain itu, limbah dari proses pembuatan Bobi Boss juga bisa dimanfaatkan untuk membuat kertas pembungkus yang bisa menjadi pupuk.

Produk Turunan dan Visi Sawah

Selain bahan bakar dan pakan, Bobi Boss juga menghasilkan produk turunan lain, seperti CNG (Compressed Natural Gas) atau bio CNG. CNG dari Bobi Boss lebih lama nyalanya dan lebih murah dibandingkan gas 3 kg. Ikhlas memiliki visi agar sawah menjadi pusat pangan dan pusat energi.

Membuktikan Bobi Boss Bukan Scam

Ikhlas ingin membuktikan bahwa Bobi Boss bukan scam dengan mengundang Kompas.com untuk datang ke pabrik atau workshop mereka. Mereka berani melakukan uji coba dengan mobil baru dan berhadapan dengan perusahaan besar. Alat-alat yang digunakan di sana adalah buatan sendiri, dari hulu ke hilir.

Kerja Sama dengan KDM dan Mesin Transformer

Bobi Boss bekerja sama dengan KDM (Koperasi Digital Mandiri) dan Gubernur Jawa Barat untuk produksi di Lembur Pakuan. Mereka akan membuat mesin baru bernama "Transformer" yang akan mentransformasi padi menjadi bahan bakar. Mesin ini akan dibawa dari Solo ke Lembur Pakuan dalam waktu 2-3 minggu.

Visi Pusat Produksi dan Tanggung Jawab Moral

Visi mereka adalah menjadikan Lembur Pakuan sebagai piloting untuk pusat-pusat produksi di seluruh Indonesia. Mereka ingin mendekat ke sawah dan membuat desain 3D untuk mesin tersebut. Ikhlas merasa bertanggung jawab moral untuk membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan ini bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Kolaborasi dan Pasal 33

Bobi Boss membuka kolaborasi dengan siapapun dari dalam negeri yang memiliki visi yang sama, yaitu membuat harga bahan bakar lebih murah untuk masyarakat. Mereka memaknai pasal 33 UUD 1945 bahwa kekayaan alam harus dikelola oleh anak bangsa, menggunakan teknologi anak bangsa, dengan dana dari negara, dan hasilnya untuk kemaslahatan. Mereka sudah sowan ke Danantara dan berharap mendapatkan dukungan.

Harapan dan Pesan Penutup

Ikhlas berharap Bobi Boss benar-benar terwujud dan ada investor yang siap memproduksi. Ia berpesan agar tim Bobi Boss terus melakukan inovasi dan selalu mengabari Kompas.com. Ia juga berharap nama-nama mesin yang akan datang menggunakan nama-nama Indonesia.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ