Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang sejarah Indonesia pasca kemerdekaan, dengan fokus pada peran Belanda dan kekuatan asing lainnya dalam upaya merongrong kedaulatan Indonesia. Narasumber, seorang mantan intelijen, mengungkapkan berbagai fakta dan analisis mengenai pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda, keterlibatan asing dalam pemberontakan dan konflik di Indonesia, serta upaya penghilangan peran Islam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Beberapa poin utama yang dibahas meliputi:
- Pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda yang belum sepenuhnya secara de jure.
- Keterlibatan Abdakom (Amerika, Inggris, Belanda, Australia) dalam berbagai konflik di Indonesia.
- Upaya penghilangan peran Islam dan santri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.
- Adanya kekuatan asing yang masih berupaya merongrong kedaulatan Indonesia hingga saat ini.
Intro
Mantan intelijen, Bapak Sri Raja Sacandra, hadir untuk membahas bagaimana banyak pejabat dan aparat pemerintah mengeluarkan kebijakan dan pernyataan yang meresahkan rakyat. Hal ini menimbulkan kecurigaan adanya cipta kondisi untuk merongrong pemerintahan Indonesia. Perubahan besar di Indonesia seringkali diawali dengan masalah ekonomi, seperti kenaikan dolar pada masa Soeharto. Pernyataan Menteri Keuangan tentang defisit anggaran negara yang disebabkan oleh anggaran yang terpusat ke dan di Danantara juga menjadi sorotan.
Cipta Kondisi dan Campur Tangan Asing
Semua lontaran, kebijakan, dan rencana yang muncul dari beberapa pejabat diduga sebagai cipta kondisi. Sri Mulyani, yang dianggap sebagai SPG IMF, dituduh mencoba menggeser persoalan defisit anggaran ke proyek Danantara. Hal ini menimbulkan kecurigaan adanya kepentingan asing di balik kebijakan tersebut.
Pengakuan Kemerdekaan oleh Belanda
Belanda baru secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 2023, namun pengakuan tersebut baru sebatas de facto dan belum secara tertulis (de jure). Pengakuan de facto ini hanya berdasarkan fakta sejarah, namun tidak secara hukum internasional. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda belum sepenuhnya mengakui kedaulatan Indonesia.
Operasi Intelijen Belanda dan Abdakom
Belanda selalu mencoba melakukan operasi intelijen dan manuver bawah tanah karena tidak pernah ikhlas dengan kemerdekaan Indonesia. Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda melakukan operasi bersama-sama dengan Abdakom (Amerika, British, Dutch, Australia komen). Pemberontakan Madiun 1948 adalah bagian dari skenario Abdakom untuk memecah konsentrasi militer Indonesia.
Keterlibatan Belanda dalam Kudeta APRA
Pada tahun 1950, Belanda memanfaatkan Kenil (orang Indonesia yang masuk tentara Belanda) dan laskar Cina poantui untuk melakukan percobaan kudeta APRA yang didalangi oleh Pangeran Bernard, suami Ratu Belanda. Tujuannya adalah untuk menjadi raja muda di Indonesia dan mewakili kerajaan Belanda.
Pernyataan Hasan Wirayuda dan Komite Utang Kehormatan Belanda
Pada tahun 2006, Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu, Hasan Wirayuda, berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan RI tidak sah karena Belanda tidak menyetujui. Pernyataan ini sejalan dengan keinginan Belanda untuk tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) dibentuk untuk mendesak Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure dan de facto.
Penyusupan Kepentingan Belanda ke Pemerintah Indonesia
Banyak pejabat pemerintah Indonesia yang disusupi oleh kepentingan Belanda. Hal ini diungkapkan oleh Letnan Jenderal TB Simatupang dalam buku hariannya. Belanda terus melakukan operasi intelijen dan penggalangan terhadap pejabat hingga saat ini.
Tribunal Internasional 1965 dan Dokumen Rahasia Amerika dan Inggris
Belanda memprakarsai Tribunal Internasional 1965 yang mendakwa Indonesia sebagai pelaku genosida terhadap anggota PKI. Dokumen deklasifikasi rahasia Amerika tahun 2017 mengungkap bahwa Amerika memfasilitasi dan mendorong pembunuhan massal pada peristiwa G30S/PKI. Dokumen rahasia Inggris juga mengungkap bahwa pemerintah Inggris menugaskan Norman Redway dan Sir Andrew Gilchrist untuk menggulingkan Presiden Soekarno.
Peran Islam dalam Perjuangan Kemerdekaan
Peran Islam sangat kuat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Resolusi jihad dari Hasyim Asy'ari membuat penduduk melawan sekutu dalam pertempuran Surabaya. Namun, ada upaya untuk menghilangkan peran Islam dan santri dalam penulisan sejarah Indonesia. Pembentukan sekolah umum oleh Belanda juga merupakan upaya untuk meredam kekuatan santri.
Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)
KUKB dibentuk pada tahun 2005 untuk menuntut Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure dan mengangkat persoalan kekejaman tentara Belanda terhadap rakyat Indonesia. KUKB tidak mendapat banyak dukungan dari pemerintahan Indonesia.
Penetrasi Belanda ke Jajaran Pemerintahan
Belanda melakukan penetrasi yang hebat ke jajaran pemerintahan Indonesia. Banyak penulis dan peneliti sejarah yang dibiayai Belanda untuk meriset peristiwa sejarah dan hasilnya direkayasa. Pelajaran sejarah di sekolah juga dihilangkan.
Sejarah yang Dipalsukan dan Upaya Belanda Memecah Belah Indonesia
Belanda selalu membuat Indonesia terpecah belah dengan pola devide et impera. Cerita Perang Bubat adalah buatan Belanda. Belanda juga membuat buku-buku seperti Darmogandul dan Babat Kediri untuk memecah belah masyarakat.
Hubungan Indonesia-Belanda dan Ancaman dari Australia
Belanda membuat Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI) yang kemudian menjadi CGI dan IMF untuk mengeksploitasi Indonesia. Australia dianggap sebagai ancaman paling dekat bagi Indonesia. Australia memberikan ruang bagi pangkalan militernya Amerika di Darwin.
Kuda Troya dan Pengakuan Kemerdekaan yang Belum Selesai
Masih ada persona-persona yang menjadi kuda troya dari kepentingan asing atau Belanda. Upaya KUKB untuk menuntut Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure tidak disukai oleh beberapa pihak di pemerintahan. Pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda baru sebatas de facto dan belum tertulis.
Implikasi Hukum Invasi dan Standar Ganda
Invasi Belanda terhadap Indonesia sebagai negara berdaulat seharusnya memiliki implikasi hukum, seperti sanksi dan pampasan perang. Namun, hal ini tidak pernah diperjuangkan. Inggris menandatangani kesepakatan hak asasi manusia sebelum membombardir Surabaya, menunjukkan adanya standar ganda.
Konferensi Meja Bundar dan Upaya Memperjuangkan Kedaulatan
Indonesia tidak diam sejak agresi Belanda pertama dan kedua. KUKB adalah upaya untuk menyuarakan bahwa ada invasi militer terhadap negara berdaulat. Indonesia lebih dekat kepada Jerman karena memiliki persoalan yang sama dengan Belanda.
Pelecehan terhadap Kedaulatan Indonesia
Rencana kunjungan Presiden SBY ke Belanda dibatalkan karena adanya masukan dari BIN. Ketika Menteri Perhubungan dikirim ke Belanda, counterpartnya adalah pengusaha, yang dianggap sebagai pelecehan terhadap kedaulatan Indonesia.
Abdakom dan Penggulingan Soekarno
Abdakom mungkin tidak ada lagi, tetapi ikatan emosional mereka masih ada. Dokumen rahasia mengungkap bahwa penggulingan Soekarno adalah salah satu kudeta paling sukses yang dilakukan oleh MI6. Kegiatan terhadap Presiden Soekarno oleh AS dipandang sangat sukses untuk dijadikan model kampanye pemusnahan antikomunis di seluruh Asia dan Amerika Latin.
Konflik Internal dan Peran Asing
Konflik yang terjadi di antara anak bangsa tidak lepas dari keinginan asing. Indonesia sangat mudah diobok-obok. Kepemimpinan nasional saat itu tidak memperjuangkan semua itu di Konferensi Meja Bundar.
Ancaman dari Australia dan Pentingnya Non-Blok
Dalam buku Pertahanan Australia, Indonesia dianggap sebagai ancaman paling dekat. Australia memberikan ruang bagi pangkalan militernya Amerika di Darwin. Harapan untuk tetap menjadi non-blok sangat penting bagi pemerintah Indonesia.
Nasionalisme Prabowo dan Kewaspadaan terhadap Kekuatan Asing
Presiden Prabowo yang nasionalis tidak disukai oleh komunis dan kapitalis. Jika terlihat ada kecenderungan nasionalisme radikal, bisa jadi Indonesia akan diserang oleh kekuatan asing.
Kesimpulan
Pengakuan 17 Agustus 1945 dari Belanda bukan hadiah, tetapi bukti bahwa sejarah telah dipalsukan. Tugas kita adalah mengingat masa lalu, mengurus masa lalu, dan memastikan kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Bangsa yang membiarkan sejarahnya berantakan sedang menggali liang lahatnya sendiri.