Ringkasan Singkat
Video ini membahas pandangan bangsa Indonesia terhadap Israel dari berbagai aspek: pemberitaan media, sentimen agama, dan kebenaran objektif. Narasumber, Ibu Monik Reakers Rondonowo, berbagi pengalamannya dan memberikan perspektif berdasarkan Alkitab serta fakta sejarah. Video ini juga membahas tentang bagaimana umat Kristen Indonesia seharusnya bersikap terhadap Israel, dengan berpegang pada kebenaran firman Tuhan dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi dunia.
- Pandangan negatif terhadap Israel seringkali dipengaruhi oleh pemberitaan media yang tidak seimbang dan sentimen agama yang kurang tepat.
- Sebagai umat Kristen, penting untuk memahami peran Israel dalam rencana Allah berdasarkan Alkitab.
- Umat Kristen Indonesia dipanggil untuk mengasihi tanah air, tetapi juga tidak boleh menutup mata terhadap rencana Allah bagi Israel.
Pengantar: Memahami Pandangan Indonesia terhadap Israel
Video ini membahas bagaimana bangsa Indonesia memandang Israel, mempertimbangkan pengaruh pemberitaan media yang seringkali bernarasi politik, sentimen agama yang mengakar, dan kemungkinan adanya kebenaran objektif yang tersembunyi. Sebagai umat Kristen dan warga negara Indonesia yang hidup dalam masyarakat plural, penting untuk memiliki sikap yang tepat terhadap Israel. Cahaya Bagi Negeri mengajak untuk mengupas secara jujur dan kritis hubungan Indonesia dan Israel, serta maknanya bagi umat Kristen Indonesia.
Perjalanan dan Visi Ibu Monik Reakers Rondonowo
Ibu Monik Reakers Rondonowo, seorang aktivis dan mantan jurnalis, mendirikan Yayasan Hadasa pada tahun 2016 sebagai payung hukum untuk edukasinya tentang Israel. Panggilannya muncul pada tahun 2012 saat pertama kali mengunjungi Israel, di mana ia melihat perbedaan antara pemberitaan media dan realitas di lapangan. Setelah lahir baru dan bernazar untuk melayani Tuhan, ia menghadiri seminar tentang Israel dan mulai membantu menerjemahkan materi untuk acara-acara tersebut.
Pandangan Negatif dan Disinformasi tentang Israel
Pengalaman Ibu Monik menunjukkan bahwa pandangan terhadap Israel di Indonesia cenderung negatif karena pemberitaan media yang tidak berimbang. Media mainstream seringkali hanya meliput dari satu sisi dan mengandalkan sumber berita yang anti-Israel, sehingga menciptakan misinformasi dan berita bohong. Selain itu, ajaran replacement theology di beberapa gereja juga berkontribusi pada pandangan negatif terhadap Israel.
Fakta Politik dan Media tentang Israel
Secara negara, Indonesia mengakui Israel dan Palestina dengan solusi dua negara. Kedutaan Besar Palestina ada di Jakarta, dan Presiden Palestina pernah bertemu dengan presiden Indonesia. Narasi bahwa Israel menjajah Palestina adalah keliru karena faktanya itu adalah tanah Israel. Media mainstream di Indonesia kurang meliput dari kedua sisi, terutama dari sisi Israel, dan seringkali mengandalkan kantor berita yang anti-Israel.
Kasih Setia Tuhan dan Janji pada Israel
Keberadaan Israel hingga saat ini adalah karena kasih setia Tuhan. Jika Tuhan tidak menjaga bangsa ini, mereka pasti sudah punah. Janji Tuhan pada Israel harus diyakini oleh umat Kristen, meskipun ada kesimpulan negatif yang dikaitkan dengan korban perang dan muatan politik. Perang saat ini terjadi karena serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan lebih dari 1300 orang dan menyandra 253 orang.
Disinformasi Serangan 7 Oktober dan Sejarah Gaza
Serangan 7 Oktober menewaskan 1300 orang pada hari Sabat, ketika orang Israel sedang beristirahat di rumah. Serangan ini menargetkan 25 kibbutz, yang menyebabkan banyak korban. Narasi bahwa Israel menjajah Gaza tidak benar karena Gaza adalah tanah warisan untuk suku Yehuda. Pada tahun 1948, seharusnya Gaza menjadi wilayah Palestina, tetapi justru dikuasai oleh Mesir hingga tahun 1967.
Sejarah Penguasaan Gaza dan Intifada
Pada tahun 1967, Israel merebut Gaza dan Gurun Sinai dari Mesir dalam perang 6 hari. Dari tahun 1967 hingga 2005, Israel menguasai Gaza. Pada tahun 2005, Israel melepaskan Gaza karena adanya intifada, aksi kekerasan dan teror dari Palestina. Hamas memenangkan pemilu tahun 2006 dan sejak itu Gaza menjadi basis teror, bukan perdamaian. Tanah Israel tidak boleh dibagi karena itu tanah Tuhan.
Perdamaian yang Gagal dan Kondisi Israel Saat Ini
Israel selalu menyerahkan tanah setiap kali berdamai, seperti pada tahun 1993 ketika memberikan tanah Betlehem, Yeriko, dan Shikam kepada Palestina. Namun, perdamaian tidak terjadi, dan intifada terus berlanjut. Saat ini, ada penyerangan di Yerusalem yang tidak banyak diberitakan. Israel adalah negara Yahudi dengan populasi 8 juta orang Yahudi dan 2 juta orang Arab Palestina yang memilih menjadi warga negara Israel.
Sikap Umat Kristen Indonesia dan Informasi yang Benar
Sebagai orang Kristen di Indonesia yang plural, penting untuk berpatokan pada Alkitab dan tidak langsung anti-Israel karena informasi yang salah. Israel tidak akan pernah menyerang warga sipil. Media mainstream di Gaza adalah media anti-Israel. Israel memiliki publikasi yang akurat, tetapi media mainstream seringkali tidak mau menggunakannya. Iblis adalah bapa segala dusta dan sedang giat melakukan pemutarbalikan fakta.
Kembali ke Alkitab dan Identitas Israel
Umat Kristen harus kembali ke Alkitab untuk melihat bagaimana Israel di mata Tuhan masih ada sampai akhir zaman. Efesus 2 ayat 12-13 menjelaskan bahwa kita didekatkan dengan bangsa Israel melalui darah Yesus dan menjadi kewargaan Israel secara rohani. Setiap orang Kristen yang mengerti kebenaran harus punya kerinduan ke kediaman Allah dan belajar sejarah agar tidak salah arah. Alkitab bukan hanya buku sejarah, tetapi juga nubuat yang berkaitan dengan Israel.
Peperangan dan Kerajaan 1000 Tahun
Peperangan yang terjadi saat ini adalah ujung-ujungnya perang yang akan dilakukan oleh Yesus sendiri. Kita harus menolak perang, tetapi juga tidak boleh salah konteks dalam peperangan melawan kejahatan dan teror. Kita tidak bisa berbuat apa-apa melawan kebenaran yang sumbernya dari Alkitab. Pesan untuk umat Kristen Indonesia adalah fokus pada kebenaran dan selalu kembali ke Alkitab.
Pandangan Prabowo dan Pengakuan Palestina
Pernyataan Prabowo untuk mengakui Israel adalah positif. Prabowo sadar bahwa tetangga Israel berbahaya dan ingin mengirimkan tentara perdamaian. Israel selama ini tidak mengakui Palestina sebagai negara karena tidak jelas lokasinya. Sebuah negara membutuhkan wilayah, dan tidak pernah ada kerajaan Palestina dalam kitab suci. PBB akan bersidang pada September 2025 untuk mengakui negara Palestina di Yudea, Samaria, dan Gaza.
Implikasi Pengakuan Palestina dan Relevansi Iman Kristen
Jika Palestina berdiri, anak cucu kita akan bertanya mengapa ada perbedaan antara Alkitab dan kenyataan. Nama Yudea diubah menjadi Palestina oleh Kaisar Romawi Hadrian pada tahun 135 Masehi. Isu ini membuat Ibu Monik tertarik karena ada perbedaan antara yang dilihat dan yang diberitakan. Lokasi bait suci di Bukit Bait Suci sekarang ada masjid, dan UNESCO memutuskan tidak ada hubungan antara Bukit Bait Suci dengan Yudaisme. Iman Kristen sangat relevan dengan apa yang terjadi di Israel.
Tugas Gereja dan Identitas Yesus
Gereja harus menghindari replacement theology dan menyadari bahwa kita adalah Israel rohani karena dicangkokkan kepada cabang zaitun asli. Kita harus ingat identitas Yesus yang belum digenapi sebagai raja. Yesus adalah singa dari suku Yehuda. Kita tidak boleh meminggirkan keyahudian identitas Yesus. Target iman kita adalah Yerusalem baru, tetapi sebelum itu ada kerajaan 1000 tahun di bumi dengan pusat pemerintahan di Yerusalem.
Kebenaran dan Pesan untuk Umat Kristen Indonesia
Kita tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran yang sumbernya dari Alkitab. Iblis adalah bapa segala dusta dan selalu membenturkan kita, termasuk dalam soal Israel. Pesan untuk umat Kristen Indonesia adalah fokus pada kebenaran dan selalu kembali ke Alkitab. Relevansi iman kita dengan Israel di sepanjang masa tetap berpatokan pada Alkitab. Pemerintahan dunia akan selalu berganti, tetapi Alkitab tetap benar.
Ajakan untuk Mencintai Firman Tuhan dan Belajar tentang Israel
Tetap baca Alkitab dan ikuti firman Tuhan, meskipun gereja tidak terlalu bicara tentang Israel. Bisa juga menonton YouTube Fakta Israel atau CBN. Target kita adalah jangan sampai gagal paham karena iblis menang. Kita harus memikirkan nasib generasi muda penerus iman Kristen. Kita harus mencintai firman Tuhan dan tidak berhenti belajar.
Kesimpulan dan Ajakan untuk Mendukung CBN
Cara kita melihat Israel tidak boleh hanya berdasar opini atau sentimen, tetapi harus kembali kepada kebenaran firman Tuhan. Sebagai umat Kristen Indonesia, kita dipanggil untuk mengasihi tanah air, tetapi juga tidak boleh menutup mata terhadap rencana Allah bagi Israel. Ujilah setiap berita dan opini dengan kebenaran firman Tuhan dan aktif mengajak keluarga belajar perspektif Kristen tentang Israel. Jadilah suara damai di tengah bangsa yang mudah terprovokasi. Dukung CBN untuk melakukan program pemuridan dan pelayanan kemanusiaan.

