Ngaji Filsafat 44 : Ibnu Rusyd

Ngaji Filsafat 44 : Ibnu Rusyd

Ringkasan Singkat

Video ini membahas tentang Ibnu Rusyd, seorang tokoh puncak dalam tradisi peripatetik Islam, dan pengaruhnya terhadap peradaban Islam dan Barat. Dijelaskan bagaimana pemikiran Ibnu Rusyd, yang dikenal sebagai Averroisme, memicu Renaisans di Barat, sementara di dunia Islam, filsafat mengalami degradasi. Video ini juga membahas syarat-syarat mendalami filsafat menurut Ibnu Rusyd, serta pentingnya keseimbangan antara akal dan wahyu.

  • Pengaruh Ibnu Rusyd pada Renaisans di Barat.
  • Degradasi filsafat di dunia Islam.
  • Syarat-syarat mendalami filsafat menurut Ibnu Rusyd.
  • Keseimbangan antara akal dan wahyu.

Pengantar tentang Ibnu Rusyd dan Filsafat Islam

Video dimulai dengan membahas Ibnu Rusyd sebagai tokoh puncak dalam tradisi peripatetik Islam. Meskipun banyak yang menganggap filsafat Islam berakhir dengan Ibnu Rusyd, sebenarnya masih banyak tokoh lain, tetapi sulit untuk mengulang kejayaan peradaban Islam di era peripatetik. Setelah era Ibnu Rusyd, peradaban intelektual Islam mengalami penurunan, dan hingga kini, umat Islam berada di pinggiran peradaban. Diharapkan generasi muda dapat menanamkan mental saintifik dan ilmiah untuk membangkitkan kembali peradaban Islam.

Pengaruh Ibnu Rusyd terhadap Barat dan Kemunduran Filsafat di Dunia Islam

Dijelaskan bahwa ketika Barat merebut peradaban dari Islam, Ibnu Rusyd menjadi tolok ukur. Ajaran Ibnu Rusyd, yang dikenal sebagai Averroisme, menularkan virus rasionalitas ke Barat dan memicu Renaisans. Barat mengalami perubahan dari tradisi yang jumud menjadi tradisi yang cemerlang karena rasionalitas. Sebaliknya, di dunia Islam, filsafat mengalami degradasi dan didominasi oleh fikih dan tasawuf, sehingga kehilangan dimensi yang sangat urgen.

Tujuan Pembelajaran dan Inspirasi dari Ibnu Rusyd

Tujuan pembelajaran malam ini adalah untuk mengambil hikmah dari pemikiran Ibnu Rusyd. Pendengar didorong untuk mencari inspirasi dari Ibnu Rusyd dan tidak terpaku pada pemahaman pengisi ceramah. Dijelaskan bahwa pengisi ceramah hanya sebagai rambu lalu lintas, dan pendengar harus berjalan sendiri mencari kesejatian, bukan tertipu oleh kamuflase.

Kritik terhadap Perilaku di Media Sosial dan Pemikiran yang Defisit

Pengisi ceramah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perilaku di media sosial, di mana orang cenderung menjelek-jelekkan pihak yang tidak disetujui. Hal ini dianggap merusak mental dan cara berpikir. Disarankan untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan menghindari postingan yang memicu perpecahan. Jika ada berita simpang siur, sebaiknya melakukan tabayun atau diam saja.

Biografi Singkat Ibnu Rusyd dan Latar Belakang Keluarganya

Ibnu Rusyd lahir dari keluarga qadi (ahli hukum). Kakek dan ayahnya adalah ketua MK di era dinasti Almurabitun. Ibnu Rusyd dikenal sebagai ahli fikih dari mazhab Maliki dan menulis kitab "Bidayatul Mujtahid". Sejak kecil, ia menguasai banyak bidang, seperti kedokteran dan astronomi.

Peran Ibnu Rusyd sebagai Qadi dan Karya-Karyanya

Ibnu Rusyd menjadi murid Ibnu Bajjah dan asisten Ibnu Thufail. Ia direkomendasikan oleh Ibnu Thufail kepada Abu Ya'qub Yusuf di dinasti Almuwahidun untuk menjadi qadi. Ibnu Rusyd menulis tiga kitab sekaligus: Jamik (ringkasan kitab-kitab Aristoteles), Syarah pendek, dan Syarah panjang.

Kemunduran Kedudukan Ibnu Rusyd di Era Perang Salib

Di era penerus Abu Ya'qub, yaitu Abu Ya'la al-Mansur, kedudukan Ibnu Rusyd terancam karena gonjang-ganjing politik dan perang salib. Pada era ini, teolog dan ahli fikih lebih dicari daripada filosof. Ibnu Rusyd banyak dimusuhi oleh para teolog dan fuqaha karena tulisannya yang mengkritik cara berpikir teologis model Asy'ariyah. Ia diusir dan hidup sengsara di pinggir kota Cordoba, meskipun di akhir hidupnya dipanggil lagi ke istana.

Averroisme dan Sekularisme

Banyak buku Ibnu Rusyd yang dibawa ke Barat setelah interaksi antara Barat dan Islam melalui perang salib. Dari situ, bangkitlah gerakan Averroisme, yang menjadi cikal bakal ideologi modern sekularisme. Sekularisme memisahkan antara agama dan dunia, akal dan wahyu.

Kajian Averroisme di Indonesia dan Inspirasi dari Ibnu Rusyd

Kajian tentang Averroisme di Indonesia masih belum banyak. Seharusnya, mahasiswa filsafat UIN mengangkat tema ini karena Ibnu Rusyd sangat inspiratif. Yang istimewa dari Ibnu Rusyd adalah inspirasinya, bukan isinya yang terlalu dalam.

Museum Manuskrip Ibnu Rusyd dan Pengakuan Gus Dur

Museum yang berisi manuskrip Ibnu Rusyd ada di Maroko. Gus Dur pernah mengunjungi museum tersebut dan menangis setelah membaca manuskrip Ibnu Rusyd. Gus Dur mengakui bahwa tanpa orang-orang seperti Ibnu Rusyd, ia mungkin akan menjadi Islam versi teroris.

Karya-Karya Ibnu Rusyd yang Terkenal

Disebutkan beberapa karya Ibnu Rusyd yang terkenal, seperti "Tahafut at-Tahafut", "Bidayatul Mujtahid", dan "Faslul Maqal". Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi berbagai bidang, seperti ilmu kalam, fikih, astronomi, nahwu, dan kedokteran. Pengaruh kitab-kitab kedokteran Ibnu Rusyd lebih besar daripada Ibnu Sina.

Syarat-Syarat Mendalami Filsafat Menurut Ibnu Rusyd

Menurut Ibnu Rusyd, ada lima syarat bagi mereka yang ingin mendalami filsafat: bakat, tertib, objektivitas, keteguhan pendapat, dan akhlak. Bakat adalah mix antara habitus, arena, dan kapital. Belajar harus tertib dan urut, tidak loncat-loncat. Harus siap objektif dan tidak tendensius. Harus teguh pada pendapat yang benar dan tidak munafik. Kebenaran tidak hanya diyakini, tetapi juga dipraktikkan.

Perilaku Ilmiah (Scientific Personality) Ibnu Rusyd

Perilaku ilmiah Ibnu Rusyd tampak dalam tulisan dan perilakunya. Ia tidak pernah membenci kelompok tertentu, termasuk yang berlawanan dengannya. Ia tidak mencaci maki atau menyalah-nyalahkan. Ia menginspirasi Barat melahirkan scientific personality, yaitu sikap ilmiah yang tidak setuju boleh, mengkritik pandangan orang lain boleh, tetapi tidak dengan dasar benci.

Keterbukaan terhadap Kebenaran Baru dan Kritik terhadap Cara Berpikir Ideologis

Ibnu Rusyd tidak memusuhi para pemikir bebas dan tidak melecehkan ulama. Ia menganjurkan orang berpikir secara merdeka dan terbuka terhadap kebenaran yang baru. Ia mengkritik cara berpikir ideologis, di mana semua pikiran baru harus disaring melalui ideologi yang sudah diyakini. Hal ini disebut sebagai takdisul Afkar (sakralisasi pemikiran keagamaan).

Mempertemukan Filsafat dan Syariat

Ibnu Rusyd berusaha mempertemukan filsafat dan syariat karena banyak mendapat tentangan dari para teolog dan fuqaha. Ia menunjukkan bahwa filsafat dan syariat tidak bertentangan. Umat Islam perlu peradaban rasional sebagai imbangan bagi peradaban syariah. Ada wihdatul hakikah (kesatuan kebenaran). Belajar filsafat puncaknya adalah sama seperti syariat, yaitu ketemu Tuhan.

Akal dan Wahyu sebagai Saudara Sesusuan

Akal dan wahyu adalah saudara sesusuan (ukhtiah). Akal butuh wahyu karena banyak hal yang tidak terjangkau oleh akal. Wahyu juga butuh akal karena tanpa akal, wahyu tidak bisa dipahami. Pertanyaan mana yang lebih tinggi dan mana yang lebih penting antara akal dan wahyu tidak relevan. Keduanya penting.

Suluk Para Filosof dan Tiga Jenis Manusia Menurut Ibnu Rusyd

Setiap orang punya suluk (jalan menuju Allah) sendiri-sendiri. Para sufi pakai riyadah, para fuqaha pakai fikih, dan para filosof pakai filsafat. Tugas kita hidup ini adalah untuk ketemu Allah dan kembali padanya. Ibnu Rusyd membagi manusia menjadi tiga jenis: khatabiyun (orang awam), jadaliyun (ahli ilmu kalam), dan burhaniyun (filosof).

Metode Berpikir Burhani dan Takwil

Metode berpikir burhani (demonstratif) adalah metode yang digunakan oleh para filosof. Hasilnya pasti tidak bertentangan dengan syariah. Jika ada yang rasanya tidak sesuai, coba dipahami lagi teksnya dengan jalan takwil (mengeluarkan makna dari makna asli kepada makna majazi). Metode takwil yang paling sering dipakai oleh Ibnu Rusyd adalah kias (silogisme).

Dalil-Dalil Pembuktian Tuhan

Disebutkan tiga dalil pembuktian Tuhan: dalil Inayah (betapa pasnya alam semesta ini untuk dihuni oleh manusia), dalil ikhtira (betapa majemuknya kehidupan ini), dan dalil gerak (gerakan alam semesta yang tertib).

Debat Ibnu Rusyd dengan Ghazali tentang Tiga Hal yang Dianggap Membuat Filosof Kafir

Ibnu Rusyd membantah tiga hal yang dianggap membuat para filosof kafir oleh Ghazali: qadimnya alam, pengetahuan Tuhan, dan kebangkitan jasmani. Ibnu Rusyd menjelaskan bahwa Ghazali salah paham dengan para filosof.

Teori Politik Ibnu Rusyd

Ibnu Rusyd punya teori politik yang mirip dengan "Al-Madinah Al-Fadilah". Prinsip-prinsipnya ada lima: hukum atau syariat, kedaulatan rakyat, hak asasi manusia, kepala negara, dan hubungan kenegaraan. Jika lima hal ini beres, negara akan maju. Ibnu Rusyd juga membahas tentang penguasa egois (wahdaniah atasalus).

Fikih Rasional dan Prinsip Syariat adalah Prinsip Akhlak

Fikih yang ideal adalah fikih yang rasional, yaitu fikih yang tidak hanya ikut kata para ulama, tetapi juga mengerti dalilnya dan bisa menciptakan fikih baru. Prinsip syariat adalah prinsip akhlak. Tujuan kenabian adalah liutamima makarimal akhlak (untuk menyempurnakan akhlak). Puncak seorang muslim bukan yang tahajudnya paling panjang, tetapi yang akhlaknya paling jempolan.

Pikiran Punya Sayap

Pikiran itu punya sayapnya sendiri. Tidak akan ada orang yang bisa menghentikan ke mana dia terbang. Ide-ide Ibnu Rusyd diberangus dan kitab-kitabnya dibakar, tetapi ide-ide itu tetap selamat dan bisa dibaca hingga kini.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ