Ngaji Filsafat 57 : Ibnu Arabi

Ngaji Filsafat 57 : Ibnu Arabi

Ringkasan Singkat

Video ini membahas tentang pemikiran Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi, seorang tokoh sufi kontroversial yang dikenal dengan ajaran wahdatul wujud. Ceramah ini membahas latar belakang Ibnu Arabi, konsep-konsep kunci dalam pemikirannya seperti tiga jenis ilmu (aqli, ahwal, asror), wahdatul wujud, martabat Allah, alam misal, Nur Muhammad, wahdatul adian, dan konsep Insan Kamil.

  • Pemikiran Ibnu Arabi sangat kontroversial dan monumental dalam dunia tasawuf.
  • Ibnu Arabi membagi ilmu menjadi tiga jenis: aqli (akal), ahwal (rasa), dan asror (rahasia).
  • Konsep wahdatul wujud menyatakan bahwa hanya Allah yang benar-benar ada, sedangkan alam semesta adalah manifestasi-Nya.
  • Insan Kamil adalah manusia sempurna yang mampu memanifestasikan sifat-sifat Allah secara utuh.

Pembukaan

Pembukaan dimulai dengan salam dan doa. Kemudian, pembicara mengingatkan peserta untuk tetap berhati-hati dalam menyampaikan aspirasi, terutama saat melakukan demonstrasi, agar tidak menimbulkan doa atau ucapan negatif dari orang lain. Pembicara juga mengingatkan untuk tidak meninggikan hal duniawi seperti BBM melebihi nilai kemanusiaan.

Kisah Ibnu Athaillah As-Sakandari

Pembicara menceritakan kisah Ibnu Athaillah As-Sakandari, seorang sufi yang merasa ibadahnya tidak tenang karena kambingnya makan rumput tetangga. Kisah ini menggambarkan betapa seorang sufi sangat menjaga diri dari hal-hal yang dapat menurunkan spiritualitasnya. Pembicara mengajak pendengar untuk introspeksi diri jika merasa galau atau tidak tenang, mungkin ada hal-hal kecil yang perlu diperbaiki.

Pengenalan Ibnu Arabi

Pembicara memperkenalkan Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi, seorang tokoh sufi besar yang kontroversial. Ibnu Arabi dikenal dengan gelar syaikhul Akbar dan memiliki banyak karya tulis, di antaranya Futuhat Makkiyah dan Fususul Hikam. Pembicara menceritakan kisah masa muda Ibnu Arabi yang gandrung ilmu dan kemudian menjadi sufi besar di usia muda.

Kisah Pertemuan Ibnu Arabi dengan Ibnu Rusyd

Pembicara menceritakan kisah pertemuan Ibnu Arabi dengan Ibnu Rusyd, seorang filsuf terkenal pada zamannya. Dalam pertemuan tersebut, Ibnu Arabi hanya mengucapkan "Iya" dan "Tidak", namun Ibnu Rusyd mengakui kehebatan Ibnu Arabi. Kisah ini menggambarkan bahwa orang pintar cukup dengan isyarat untuk memahami maksud satu sama lain.

Latar Belakang Keluarga Ibnu Arabi

Pembicara menjelaskan latar belakang keluarga Ibnu Arabi yang religius. Ayahnya adalah seorang petani yang rajin salat malam, pamannya adalah pegawai kerajaan yang menjadi sufi, dan pamannya yang lain menjadi sufi di usia 80 tahun. Pembicara juga menceritakan kisah tobatnya Ibnu Arabi dari seorang ABG biasa menjadi sufi setelah mendengar suara yang mengingatkannya tentang tujuan hidupnya.

Karya-Karya Ibnu Arabi

Pembicara menyebutkan beberapa karya terkenal Ibnu Arabi, di antaranya Futuhat Makkiyah dan Fususul Hikam. Pembicara juga menjelaskan tentang kitab Tarjumanul Asywaq yang berisi tentang cinta ketuhanan dan terinspirasi dari perempuan-perempuan yang ditemui Ibnu Arabi di Mekkah. Pembicara juga menceritakan kisah Ibnu Arabi yang dipukuli karena dianggap menghina Tuhan.

Guru-Guru dan Gelar Ibnu Arabi

Pembicara menyebutkan bahwa Ibnu Arabi memiliki banyak guru sufi dan tidak membuat tarekat tertentu, namun pengikutnya mendirikan tarekat akbariah. Pembicara juga menjelaskan nama lengkap dan gelar Ibnu Arabi, serta membedakannya dengan Ibnu Arabi lain yang juga seorang sufi.

Tiga Jenis Ilmu Menurut Ibnu Arabi

Pembicara menjelaskan tiga jenis ilmu menurut Ibnu Arabi: ilmu aqli (pengetahuan empiris dan rasional), ilmu ahwal (pengetahuan tentang rasa dan intuisi), dan ilmu asror (pengetahuan rahasia yang dilimpahkan oleh Allah). Pembicara memberikan contoh-contoh untuk membedakan ketiga jenis ilmu tersebut.

Ontologi Ibnu Arabi: Wahdatul Wujud

Pembicara menjelaskan konsep wahdatul wujud menurut Ibnu Arabi, yaitu hanya Allah yang benar-benar ada, sedangkan alam semesta adalah manifestasi-Nya. Pembicara menggunakan analogi cermin untuk menjelaskan hubungan antara wujud dan maujud. Pembicara juga menjelaskan bahwa kejahatan muncul ketika manifestasi tidak tampak atau tidak sesuai proporsinya.

Martabat Allah Menurut Ibnu Arabi

Pembicara menjelaskan tiga martabat Allah menurut Ibnu Arabi: ahadiah (Allah apa adanya yang tidak terjangkau akal), wahidiah (Allah memperkenalkan diri dengan asma wa sifat), dan tajalli suhudi (manifestasi Allah dalam alam semesta). Pembicara menjelaskan bahwa Allah menciptakan makhluk karena cinta dan ingin dikenal.

Alam Misal dan Nur Muhammad

Pembicara menjelaskan tentang alam misal, yaitu alam antara dunia wahidiah dan suhudi yang penuh informasi tentang alam semesta. Pembicara juga menjelaskan tentang Nur Muhammad atau hakikat Muhammadiyah, yaitu limpahan cahaya Allah yang menjadi prototipe alam semesta.

Wahdatul Adian dan Agama Cinta

Pembicara menjelaskan konsep wahdatul adian, yaitu semua agama memiliki sumber yang sama meskipun manifestasinya berbeda. Pembicara juga menjelaskan tentang agama cinta, yaitu modus beragama dengan cinta, knowledge, care, respect, dan responsibility.

Insan Kamil

Pembicara menjelaskan tentang Insan Kamil, yaitu manusia sempurna yang mampu memanifestasikan sifat-sifat Allah secara utuh. Pembicara juga menjelaskan ciri-ciri Insan Kamil, di antaranya menjadikan Allah sebagai pelindung, mencintai Allah, selalu kembali pada Allah, tazkiatun nafs, bersyukur, Muhsin, dan Allah selalu hadir dalam hatinya.

Penutup

Pembicara menutup ceramah dengan mengingatkan bahwa materi yang disampaikan hanyalah pengantar dan masih banyak lagi yang perlu dipelajari tentang pemikiran Ibnu Arabi. Pembicara juga menyampaikan rencana untuk membahas Mula Sadra pada pertemuan berikutnya. Ceramah ditutup dengan salam.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ