Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang pentingnya memberikan yang terbaik dalam persembahan dan pelayanan kepada Tuhan, bukan sekadar rutinitas atau kewajiban. Persembahan yang tulus dan sepenuh hati akan lebih berkenan di hadapan Tuhan. Selain itu, video ini juga menekankan bahwa penyembahan tidak terbatas pada aktivitas formal, tetapi dapat dilakukan dalam setiap aspek kehidupan dengan hati yang tertuju kepada Tuhan.
- Persembahan yang terbaik adalah wujud cinta kepada Tuhan.
- Penyembahan dapat dilakukan dalam setiap aktivitas dengan hati yang tulus.
- Kualitas lebih penting daripada kuantitas dalam pelayanan kepada Tuhan.
Persembahan Kain dan Habel
Dalam tradisi Yahudi, anak sulung dianggap sebagai yang terbaik dan lemak-lemaknya dipersembahkan kepada Tuhan sebagai wujud cinta. Persembahan Habel diterima karena ia memberikan yang terbaik dari anak sulung kambing dombanya, termasuk lemak-lemaknya. Sementara itu, Kain hanya mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya, menunjukkan bahwa persembahannya lebih sebagai kewajiban daripada ungkapan cinta kepada Tuhan. Persembahan yang indah adalah persembahan yang datang dari segenap hati tanpa ada yang ditahan.
Mengapa Persembahan Habel Diterima dan Kain Tidak?
Persembahan Habel berkenan karena ia memberikan anak sulung dan lemaknya, yang terbaik dari yang ia miliki. Sebaliknya, Kain hanya memberikan sebagian dari hasil tanahnya. Hal ini menunjukkan bahwa Kain melakukan persembahan sebagai rutinitas tanpa cinta yang tulus. Tuhan tidak menyukai persembahan Kain bukan karena Dia menginginkan makanan, tetapi karena persembahan itu mencerminkan hati Kain yang tidak sepenuhnya tertuju kepada-Nya.
Menyembah Tuhan dengan Berkebun
Seorang penyembah pernah berkata bahwa ia menyembah Tuhan dengan berkebun. Hal ini mengingatkan pada kisah Brother Lawrence, seorang pastur Katolik yang bertugas di dapur biara. Brother Lawrence lebih sering bertemu Tuhan di dapur daripada di kapel. Ia tidak pernah berdoa lebih dari satu jam, tetapi tidak pernah melewatkan satu jam pun tanpa doa. Ketika memotong wortel, ia berdoa kepada Yesus dan melakukan yang terbaik untuk-Nya.
Kualitas vs Kuantitas dalam Berdoa
Banyak orang merasa kesulitan untuk berdoa selama satu jam penuh. Brother Lawrence mengajarkan bahwa yang terpenting bukanlah berapa lama kita berdoa, tetapi kualitas hati kita saat melakukannya. Ia tidak pernah berdoa lebih dari satu jam, tetapi tidak pernah melewatkan satu jam pun tanpa berdoa. Artinya, ia selalu terhubung dengan Tuhan dalam setiap aktivitasnya.
Lakukan yang Terbaik untuk Tuhan
Brother Lawrence berdoa sambil memotong wortel, melakukan yang terbaik untuk Yesus. Tidak ada yang berhak menghakimi apakah itu benar-benar penyembahan atau tidak, karena hanya Tuhan yang tahu isi hati seseorang. Yang penting adalah melakukan segala sesuatu dengan segenap hati seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia. Baik itu bernyanyi, mengangkat tangan, atau menjadi petugas kebersihan, lakukanlah yang terbaik.
Menyapu Sampai Surga Terdiam
Almarhum Yeremia Rim pernah mengajarkan untuk menyapu sedemikian rupa sehingga seluruh surga terdiam ketika kita mulai menyapu. Artinya, lakukanlah setiap pekerjaan dengan sepenuh hati dan kualitas terbaik, seolah-olah surga sedang menyaksikan dan mengagumi pekerjaan kita. Bukan soal jenis pekerjaannya, tetapi soal hati yang melakukannya.

