Pidato Berapi-Api Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB, Efektif Bawa Perubahan? | SEDANG VIRAL

Pidato Berapi-Api Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB, Efektif Bawa Perubahan? | SEDANG VIRAL

Ringkasan Singkat

Video ini membahas pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB ke-80, menyoroti tema seruan untuk harapan yang mencakup solidaritas, keadilan global, ketahanan pangan, dan solusi dua negara untuk Palestina-Israel. Analisis meliputi dampak pidato, ketegasan penyampaian, komitmen pengiriman pasukan perdamaian, serta peran Indonesia sebagai penengah konflik. Efektivitas Sidang Umum PBB dalam mendorong perubahan nyata juga menjadi sorotan.

  • Pidato Prabowo di PBB menekankan pentingnya solidaritas dan keadilan global.
  • Indonesia berkomitmen mengirimkan 20.000 pasukan perdamaian.
  • Solusi dua negara menjadi fokus dalam konflik Israel-Palestina.

Pembukaan dan Tanggapan Awal

Gracia Bern membuka acara "Sedang Viral" Liputan6 dengan membahas pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York. Pidato tersebut mengusung tema seruan Indonesia untuk harapan, menekankan solidaritas, keadilan global, ketahanan pangan, dan solusi dua negara bagi Palestina dan Israel. Teku Reza Syah, pengamat HI Unpad dan Presiden University, memberikan tanggapannya terhadap pidato tersebut, menyoroti urutan strategis Prabowo sebagai pembicara ketiga dan kepercayaan diri serta kapasitas intelektual yang tinggi yang ditunjukkan oleh presiden.

Kapasitas dan Pengalaman Prabowo

Teku Reza Syah menjelaskan bahwa Prabowo tampil dengan penuh percaya diri dan kapasitas intelektual, membawa semangat dari Indonesia, ASEAN, OKI, gerakan nonblok, dan hasil dialog dari berbagai konferensi internasional. Prabowo memiliki pengalaman dan referensi terbaru, termasuk pertemuannya dengan tokoh-tokoh dunia seperti Xi Jinping, Vladimir Putin, dan Kim Jong Un. Informasi yang dibawa Prabowo sangat berharga dan belum tentu dipahami oleh kepala negara lain, karena beliau berbicara langsung dengan para pemimpin dan mengetahui isi hati mereka. Pidato Prabowo dinilai bernas dan sejiwa dengan pidato Bung Karno tahun 1960 yang berjudul "To Build The World a New".

Ketegasan dan Gaya Diplomatis Prabowo

Teku Reza Syah menjelaskan bahwa Prabowo memiliki gaya yang berbeda dengan Donald Trump. Prabowo lebih memilih menjadi pemersatu dunia (bridge builder) dan komunikator. Bahasa yang digunakan Prabowo sangat sejuk, menggugah, dan menyadarkan dunia akan kebutuhan saat ini, terutama dalam menjawab masalah di Timur Tengah, khususnya Palestina. Kosakata yang digunakan Prabowo mudah dimengerti oleh negara-negara di dunia, sehingga dunia mengerti bahwa mereka berhubungan dengan seorang presiden yang tidak hanya mengerti masalah tetapi juga bisa mengarahkan dunia kepada keadaan yang lebih baik.

Komitmen Pengiriman Pasukan Perdamaian

Presiden Prabowo berkomitmen untuk mengirimkan 20.000 pasukan perdamaian. Teku Reza Syah menilai ini sebagai level komitmen yang harus dihargai, sebagai manifestasi dari UUD RI untuk turut memelihara perdamaian dunia. Indonesia siap jika diperintahkan oleh PBB dan memiliki pusat pelatihan di Sentul. Meskipun mahal, ini adalah harga untuk menegakkan konstitusi dan nilai-nilai yang dibangun sejak 1945. PBB dan negara lain juga akan ikut urun rembuk dalam biaya pelatihan, pengiriman, dan operasional. Indonesia memiliki tradisi dalam operasi peacekeeping di berbagai belahan dunia, dan prajurit Indonesia membawa semangat persaudaraan dan penyelesaian konflik berdasarkan konsensus.

Peran Indonesia dalam Konflik Israel-Palestina

Indonesia aktif menyuarakan solusi dua negara (two-state solution) dalam konflik Israel-Palestina. Teku Reza Syah menjelaskan bahwa Indonesia harus konsisten dengan sikap dan prinsip hukum internasional agar bisa menjadi penengah yang adil. Syarat berdirinya suatu negara menurut Konvensi Montevideo 1933 adalah adanya batas-batas yang jelas, penduduk, kemampuan mengelola negeri, dan pengakuan internasional. Indonesia harus memastikan semua pihak menyepakati batas-batas negara berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1967.

Tantangan dalam Solusi Dua Negara

Teku Reza Syah menjelaskan bahwa Israel seringkali mengingkari perjanjian dan tidak memberikan suara yang cukup bagi pengembangan Palestina. Sebelum Indonesia terjebak dalam skenario Israel, Indonesia harus kuat dengan prinsip two-state solution. Israel dan Palestina harus taat pada batas negaranya. Masalah muncul karena wilayah Palestina sudah diisi oleh orang-orang dari Eropa dan Amerika, yang bisa menimbulkan krisis baru terkait kewarganegaraan. Selain itu, belum tentu masyarakat Palestina saat ini bisa mengelola diri sendiri, sehingga banyak negara memberikan empowerment dan capacity building.

Dampak Pidato Prabowo dan Hubungan Bilateral

Indonesia terus aktif menyuarakan solusi dua negara tanpa mengganggu hubungan bilateral dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat tampaknya menolak two-state solution dan membiarkan ide-ide Israel untuk membangun Greater Israel, yang bisa menciptakan kecemasan dan perang dunia ketiga. Pidato Prabowo diharapkan bisa menggugah dunia untuk berpikir tentang Palestina dan menanggalkan kesetiaan pada kubu masing-masing. Pidato ini juga diharapkan dapat dilanjutkan dengan wawancara dan kerja sama dengan organisasi internasional lain.

Perbandingan Pidato Trump dan Prabowo

Teku Reza Syah membandingkan perbedaan nuansa pidato Trump dan Prabowo. Trump sangat tegas dan cenderung mengkritik pemerintahan sebelumnya, sementara Prabowo sangat diplomatis dan hati-hati. Prabowo lebih menekankan continuity and change, di mana pencapaian hari ini merupakan nilai tambah dari pencapaian sebelumnya. Prabowo juga lebih diplomatis dalam menghargai pencapaian negara-negara lain seperti Cina, Rusia, dan India. Prabowo menekankan perlunya PBB untuk lebih berwibawa dan membantu terciptanya perdamaian dunia.

Gestur dan Sambutan Dunia terhadap Prabowo

Presiden Prabowo Subianto mendapatkan sambutan luar biasa berupa delapan kali tepuk tangan dan standing ovation pada akhir pidatonya. Teku Reza Syah menjelaskan bahwa ini menunjukkan substansi teks yang dibawakan Prabowo menyentuh perhatian sebagian besar pemimpin dunia. Mereka melihat Prabowo sebagai sosok yang menginginkan kerja sama lintas peradaban, mengedepankan perdamaian, dan memberdayakan umat manusia. Penjiwaan dan penguasaan podium Prabowo juga luar biasa, menunjukkan bahwa beliau benar-benar memaksudkan apa yang dikatakan.

Hikmah dan Harapan dari Pidato Prabowo

Teku Reza Syah berharap masyarakat Indonesia mengambil hikmah dari pidato Prabowo, yaitu merawat citra baik Indonesia di mata dunia. Perbedaan di dalam negeri hendaknya diselesaikan secara beradab dan berkekuatan hukum. Masyarakat Indonesia hendaknya menghargai negara dengan lebih baik, taat hukum, dan tidak menuntut hak secara semena-mena. Pidato Prabowo diharapkan menjadi referensi bagi dunia dalam membangun sistem internasional yang lebih adil, bermanfaat, dan damai.

Efektivitas Sidang Umum PBB

Teku Reza Syah menjelaskan bahwa Sidang Umum PBB adalah acara rutin tahunan yang diharapkan terus meningkatkan kualitasnya dari tahun ke tahun. Selain berbicara, perlu ada plan of action dan job description dari ide-ide terbaik yang muncul. Indonesia diharapkan terus menggalang ide-ide konstruktif sehingga dunia benar-benar terarah dan tidak mudah tercerai-berai oleh sengketa. Solusi dua negara untuk Palestina hendaknya dipraktikkan, dan pengertian two-state solution perlu dijelaskan kepada berbagai khalayak di dunia sesuai dengan hukum internasional dan perjanjian tahun 1933 dari PBB.

Penutup

Gracia Bern menutup acara dengan menekankan pentingnya langkah nyata setelah Sidang Umum PBB, apakah ada perdamaian yang nyata atau isu-isu lain terjawab solusinya. Ia berterima kasih kepada Teku Reza Syah atas penjelasannya dan mengajak pemirsa untuk terus menyaksikan update informasi lainnya di Liputan6.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ