Ringkasan Singkat
Podcast ini membahas tentang peran dan fungsi BPMP (Balai Penjaminan Mutu Pendidikan) dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dimulai dari sejarah perubahan LPMP menjadi BPMP, visi dan misi BPMP dalam mewujudkan pelajar Pancasila, hingga penerapan model kinerja manusia dalam menyelesaikan masalah data NISN.
- BPMP berperan penting dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan.
- Model kinerja manusia membantu menganalisis masalah dari berbagai tingkatan (organisasi, proses, individu).
- Sinergi antara berbagai pihak (sekolah, BPMP, Pusdatin) penting untuk meningkatkan kualitas data pendidikan.
Profil BPMP: Sejarah, Visi, dan Misi
Awalnya, lembaga ini bernama LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) yang berfungsi sebagai penjaga mutu pendidikan di daerah. Sejak tahun 2022, melalui Permendikbudristek No. 11, LPMP berubah menjadi BPMP (Balai Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan). Perubahan ini menegaskan peran baru BPMP tidak hanya menjamin, tetapi juga meningkatkan mutu pendidikan. Visi BPMP adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkarakter melalui perwujudan pelajar Pancasila yang memiliki enam ciri utama: berpikir kritis, kreatif, mandiri, beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, mampu bekerja sama, dan memiliki kebinekaan global. BPMP berfungsi sebagai pusat koordinasi dan pendampingan mutu pendidikan, dengan fokus pada pemetaan masalah pendidikan seperti kekurangan guru, infrastruktur, dan kesiapan digitalisasi. Data dan rekomendasi BPMP menentukan arah kebijakan, seperti bantuan infrastruktur, penempatan guru, dan program pengembangan sekolah.
Model Kinerja Manusia dalam Pendidikan
Model kinerja manusia yang dikembangkan oleh Ramler dan Branch menyatakan bahwa kinerja tidak hanya dilihat dari individu, tetapi juga dari proses dan sistem yang mendukungnya. Model ini memiliki tiga tingkatan utama: organisasi, proses, dan individu, yang masing-masing memiliki aspek penting yaitu tujuan, desain, dan manajemen. Dalam konteks pendidikan, model ini penting karena pendidikan adalah sistem besar yang melibatkan banyak pihak. Model ini membantu melihat hubungan antara kebijakan, proses kerja, dan kemampuan individu sehingga solusi yang diambil lebih tepat sasaran. Pesan utama dari model ini adalah untuk tidak terburu-buru menghakimi berdasarkan satu sisi saja, melainkan mencari akar masalah dan memahami bahwa kinerja adalah hasil kolaborasi antara sistem, proses, dan individu.
Studi Kasus: Masalah NISN dan Solusi dengan Model Kinerja Manusia
Masalah NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) seperti NISN ganda atau satu NISN digunakan oleh dua siswa yang berbeda sering terjadi dan berdampak pada sistem data pendidikan. Data siswa yang tidak sinkron di sistem Dapodik dapat menyebabkan masalah seperti bantuan yang salah sasaran dan gangguan pada proses akreditasi. Dari pendekatan model kinerja manusia, BPMP berperan penting dalam memastikan validasi dan verifikasi data pendidikan yang benar. BPMP perlu berkoordinasi dengan Pusdatin dan melakukan pelatihan berkelanjutan kepada operator sekolah dalam memverifikasi data siswa. Alur proses sebenarnya sudah ada, tetapi implementasinya masih terbatas dan sering terhambat. Sinergi antara sekolah, BPMP, dan Pusdatin diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan keandalan sistem pengumpulan data.

