Prabowo-Gibran | 40 Under 40 | Ulta Levenia Nababan

Prabowo-Gibran | 40 Under 40 | Ulta Levenia Nababan

Ringkasan Singkat

Ulta Levenia, seorang peneliti kontraterorisme dan keamanan internasional, menekankan peran penting pemuda dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu negara. Dia menyoroti bahwa peperangan modern lebih berfokus pada persepsi dan ideologi daripada kekuatan konvensional, dan kepentingan asing dapat memengaruhi pemuda melalui media sosial dan teknologi. Ulta mendukung keterlibatan pemuda dalam isu pertahanan dan keamanan, menekankan pentingnya jati diri bangsa dan Pancasila di tengah gempuran ideologi asing. Dia juga menyoroti perlunya kewaspadaan terhadap kepentingan asing yang dapat memecah belah bangsa, serta pentingnya netralitas dan kontribusi Indonesia dalam perdamaian dunia.

  • Pemuda memegang kunci dalam keberhasilan atau kegagalan suatu negara.
  • Peperangan modern berfokus pada persepsi dan ideologi.
  • Kepentingan asing dapat memengaruhi pemuda melalui teknologi dan media sosial.
  • Pentingnya jati diri bangsa, Pancasila, dan netralitas dalam menghadapi tantangan global.
  • Indonesia harus berkontribusi dalam perdamaian dunia.

Pengenalan dan Latar Belakang

Ulta Levenia memperkenalkan dirinya sebagai peneliti di bidang kontraterorisme dan keamanan internasional, serta pendiri dan ketua umum dari Milenial untuk Pertahanan dan Keamanan (Mapan). Ketertarikannya pada isu terorisme muncul saat ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di jurusan Ilmu Politik Universitas Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan studi tentang keamanan internasional di Perancis dan Inggris. Dalam pencariannya, Ulta berusaha memahami mengapa manusia melakukan kekerasan dan bagaimana kekerasan tersebut dibungkus dengan isu-isu politik.

Pengalaman Lapangan dan Peran Pemuda

Ulta melakukan penelitian di beberapa wilayah konflik seperti Filipina Selatan, Afganistan, Papua, dan Aceh. Ia menemukan bahwa peran pemuda sangat penting dalam membentuk negara, baik menjadi negara yang gagal (fail state) atau negara yang sukses. Contohnya, kelompok Houthi di Yaman, Abu Sayyaf, dan Taliban, yang sebagian besar anggotanya adalah anak muda. Oleh karena itu, pemuda harus memahami isu pertahanan dan keamanan, yang bukan hanya isu senioritas atau elit, tetapi isu yang relevan bagi mereka.

Pergeseran Paradigma Peperangan Modern

Ulta menjelaskan bahwa peperangan saat ini bukan lagi tentang senjata konvensional atau alutsista, melainkan tentang persepsi dan ideologi. Ideologi dan kesukaan terhadap sesuatu dimanfaatkan oleh negara lain. Ia mendukung keterlibatannya sebagai wakil ketua pemilih muda karena dapat menyuarakan kepentingan pertahanan dan keamanan oleh anak muda.

Dinamika Geopolitik dan Kepentingan Asing

Ulta menekankan bahwa dunia saat ini penuh ketidakpastian dan multipolar, dengan banyak negara adidaya seperti Cina, Rusia, dan Amerika Serikat. Dinamika geopolitik ini berdampak pada Indonesia, contohnya isu Papua yang bukan hanya masalah domestik tetapi juga menjadi sorotan internasional. Pengalaman di Afganistan menunjukkan bagaimana kepentingan asing dapat menghancurkan suatu negara jika anak mudanya terpengaruh. Di Filipina Selatan, ia melihat bagaimana anak muda terkontaminasi paham radikal.

Substansi Pertahanan dan Keamanan

Ulta menegaskan bahwa pertahanan dan keamanan bukan hanya masalah teknis atau alutsista, tetapi juga tentang jati diri bangsa dan bagaimana mempertahankan Pancasila sebagai ideologi di tengah gempuran ideologi asing melalui media sosial. Tantangan utama pemerintahan Prabowo-Gibran adalah mengelola kepentingan anak muda dengan menyadarkan mereka bahwa Indonesia menjadi sasaran kepentingan asing.

Peran Teknologi dan Kewaspadaan

Ulta mengingatkan bahwa meskipun teknologi memberikan manfaat, kita tidak boleh terlalu terhibur karena melalui teknologi itulah infiltrasi kepentingan asing masuk. Ia mencontohkan resistensi anak muda jika media sosial yang mereka gunakan diblokir, padahal media sosial tersebut bisa menjadi saluran ideologi. Oleh karena itu, penting untuk membumikan isu pertahanan dan keamanan kepada anak muda agar mereka paham bahwa ini adalah isu krusial untuk masa depan Indonesia.

Tantangan Masa Depan dan Perdamaian Dunia

Ulta menekankan bahwa masa depan Indonesia dipertaruhkan, apakah akan tetap bersatu atau dipecah belah oleh kepentingan asing. Ia menyoroti dinamika politik yang panas dan potensi dampak perang di luar negeri terhadap Indonesia. Keputusan Prabowo untuk mendukung two-state solution untuk Palestina-Israel sesuai dengan amanat undang-undang dan konstitusi untuk berkontribusi pada perdamaian dunia. Anak muda harus mendukung pemerintah dalam mencapai perdamaian dunia.

Kepentingan Asing dan Propaganda

Ulta mengingatkan bahwa kepentingan asing sangat banyak di Indonesia, dengan banyaknya negara adidaya yang menyebarkan propaganda. Ia menekankan pentingnya peran anak muda dalam menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh. Pemerintah perlu mencamkan hal ini dan anak muda perlu mengingatnya.

Solidaritas dan Kebijakan Luar Negeri

Ulta menyampaikan keprihatinan terhadap genosida di Palestina dan dukungan terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan oleh Prabowo. Ia menekankan pentingnya menjadi tetangga yang baik (good neighbor policy) dan memegang prinsip non-blok sesuai amanat undang-undang. Netralitas Indonesia akan diuji, dan Prabowo diharapkan dapat memimpin negara-negara Global South.

Kepentingan Nasional dan Kontribusi Individu

Ulta menegaskan bahwa di tengah kepentingan asing, kepentingan nasional harus diutamakan. Meskipun bertetangga baik, Indonesia tidak akan tinggal diam jika kepentingannya diganggu. Ia menceritakan pengalamannya datang ke daerah konflik karena ingin memberikan kontribusi kepada negara, tanpa memikirkan keselamatan dirinya. Ia mengajak anak muda Indonesia untuk mendukung negara, karena negara ini adalah ibu pertiwi tempat mereka tumbuh dan berkembang.

Pesan Penutup

Ulta menutup dengan prinsip "Bagimu negeri jiwa raga kami," karena negara telah menyelamatkan kita. Ia menyaksikan sendiri di Afganistan dan Filipina Selatan bagaimana tidak ada negara yang bisa menyelamatkan masyarakatnya. Ia mengingatkan agar Indonesia tidak seperti negara-negara tersebut.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ