Qatar Bentuk Aliansi Arab.! Kekuatan Penuh Negara Arab VS Israel AS

Qatar Bentuk Aliansi Arab.! Kekuatan Penuh Negara Arab VS Israel AS

Ringkasan Singkat

Video ini membahas perubahan besar di Timur Tengah setelah serangan udara Israel ke Qatar, yang memicu respons kolektif dari negara-negara Arab. Arab Saudi menunjukkan dukungan terhadap Qatar, meskipun hubungan keduanya pernah tegang. Video ini juga membahas peran Qatar dalam melobi UEFA untuk mengeluarkan Israel dari kompetisi Eropa, serta perbandingan kekuatan militer antara Qatar dan Israel. Di akhir video, dibahas tentang meningkatnya eskalasi konflik dan potensi perang besar yang dapat mengubah tatanan global.

  • Serangan Israel ke Qatar memicu respons kolektif negara-negara Arab.
  • Arab Saudi menunjukkan dukungan terhadap Qatar, meskipun hubungan keduanya pernah tegang.
  • Qatar melobi UEFA untuk mengeluarkan Israel dari kompetisi Eropa.
  • Perbandingan kekuatan militer antara Qatar dan Israel menunjukkan kesenjangan yang signifikan.
  • Meningkatnya eskalasi konflik berpotensi memicu perang besar yang dapat mengubah tatanan global.

Perubahan di Timur Tengah Setelah Serangan Israel ke Qatar

Setelah serangan udara Israel pada 9 September yang menewaskan tokoh Hamas dan seorang perwira keamanan Qatar, Qatar memimpin upaya kolektif untuk menghadapi agresi Israel secara politik, militer, dan olahraga. Doha mengadakan pertemuan darurat dengan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC), yang menyepakati pembentukan sistem pertahanan udara gabungan, peningkatan berbagi intelijen, dan latihan militer berskala besar. Mereka menganggap serangan terhadap Qatar sebagai serangan terhadap semua negara Teluk, menandakan persatuan blok regional dalam aksi.

Dukungan Arab Saudi terhadap Qatar

Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman (MBS), mengecam keras agresi Israel ke Doha dalam pidato tahunannya. Sikap ini menunjukkan dukungan Arab Saudi terhadap Qatar. MBS menegaskan penolakan dan kutukan Arab Saudi terhadap serangan Israel, tidak hanya ke Qatar tetapi juga di Gaza, dan berjanji untuk mendukung Qatar tanpa batas. Pidatonya ditutup dengan kecaman tajam terhadap krisis kemanusiaan di Gaza, menyebut serangan Israel sebagai noda besar yang tak bisa ditoleransi.

Hubungan Arab Saudi dan Qatar: Dulu dan Sekarang

Hubungan Arab Saudi dan Qatar memiliki sejarah panjang yang kompleks, dimulai dari kedekatan luar biasa hingga persaingan terbuka. Keduanya pernah menjadi garda terdepan dalam mengkritik rezim Iran dan mengecam kebijakan Israel, serta ikut mendirikan GCC pada tahun 1981. Namun, kebijakan luar negeri Qatar yang lebih independen di bawah kepemimpinan Hammad bin Khalifah Altani menyebabkan persahabatan lama berubah menjadi persaingan. Sikap Arab Saudi dalam konflik Timur Tengah sering dianggap membingungkan, terkadang terlihat mendukung Palestina namun tindakannya justru berpihak kepada lawannya.

Ketegangan dan Blokade terhadap Qatar

Ketegangan meningkat ketika Qatar mempererat hubungan ekonomi dengan Iran dan mendukung kelompok politik Islam yang dianggap ancaman oleh Arab Saudi. Puncaknya adalah pendirian jaringan televisi Aljazirah yang kerap mengkritik keluarga kerajaan Arab Saudi. Arab Saudi menggandeng sekutunya untuk memutus hubungan diplomatik dan melancarkan blokade penuh terhadap Qatar, yang berdampak besar pada ekonomi Qatar. Namun, Qatar menolak tunduk dan berbalik menguatkan hubungan dagang dengan Turki dan Iran, memperkuat sektor perbankan, serta meningkatkan produksi domestik untuk bertahan dari tekanan.

Pemulihan Hubungan dan Deklarasi Al-Ula

Deklarasi Al-Ula menjadi pintu pembuka bagi Qatar dan Arab Saudi untuk kembali menjalin hubungan, terutama di sektor ekonomi. Arab Saudi membuka jalur darat, laut, dan udara untuk perdagangan Qatar, serta memperkuat koordinasi di sektor energi. Kerja sama di bidang infrastruktur juga meningkat, terutama dalam persiapan Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar. Sektor pariwisata juga berkembang pesat, dengan Arab Saudi menjadi penyumbang wisatawan terbesar bagi Qatar pada tahun 2024.

Motivasi di Balik Kedekatan Arab Saudi dan Qatar

Kedekatan Arab Saudi dan Qatar selalu penuh perhitungan, dengan kecurigaan yang masih tersisa akibat konflik masa lalu. Bagi Qatar, menjaga hubungan baik dengan Arab Saudi adalah langkah paling aman karena ketergantungan pada pasokan pangan dari Arab Saudi masih besar. Arab Saudi juga memiliki alasan kuat untuk merangkul kembali Qatar sebagai mitra strategis dalam sektor energi dan perdagangan, serta untuk memperkuat posisinya di GCC.

Kekuatan Militer Arab Saudi dan Posisi Netral Qatar

Qatar menyadari bahwa berseteru dengan Arab Saudi adalah langkah gegabah karena kekuatan militer dan politik Arab Saudi yang mendominasi kawasan. Menjaga posisi netral dan tetap berada di sisi Arab Saudi adalah jalan paling realistis bagi Qatar. Qatar tidak perlu terlalu dekat, tetapi cukup untuk memastikan mereka tidak berada di pihak yang salah.

Upaya Qatar di Panggung Olahraga Internasional

Qatar melobi UEFA untuk menggelar pemungutan suara pada 23 September dengan agenda mengeluarkan Israel dan seluruh klubnya dari kompetisi Eropa sebagai bentuk hukuman atas pelanggaran hukum internasional. Langkah ini didukung oleh mayoritas negara anggota UEFA, menandakan kemungkinan besar Israel akan terdepak dari kancah sepak bola Eropa. Asosiasi sepak bola Israel panik dan meluncurkan lobi intensif untuk mencegah pengucilan total.

Konsolidasi Kekuatan dan Posisi Israel yang Sulit

GCC memperbaharui rencana militer kolektifnya untuk membentuk tembok pertahanan regional terhadap potensi agresi lanjutan dari Israel. Israel kini dalam posisi sulit karena kehilangan simpati publik global dan menghadapi konsolidasi kekuatan baru, aliansi negara-negara Arab yang bersatu di bawah kepemimpinan Qatar. Jika konstelasi ini terus berkembang, peta kekuatan di Timur Tengah akan mengalami pergeseran besar yang juga mempengaruhi geopolitik global.

Perbandingan Kekuatan Militer Qatar dan Israel

Terdapat kesenjangan besar antara kekuatan militer Israel dan Qatar. Israel berada di posisi 15 dalam standar Global Fire Power, sementara Qatar jauh di posisi 72. Israel memiliki 170.000 pasukan aktif dan 465.000 cadangan, sementara Qatar hanya memiliki 11.800 pasukan aktif dan 15.000 cadangan. Israel menggelontorkan 46,5 miliar dolar untuk anggaran militer, sementara Qatar mengalokasikan 6,7% PDB. Meskipun Qatar memiliki aset modern, jumlahnya terbatas dan pengalaman tempurnya minim. Israel memiliki keunggulan mutlak dalam jumlah, pengalaman, dan sistem pertahanan.

Aliansi Strategis Qatar

Qatar membangun fondasi pertahanan melalui diplomasi, terutama hubungannya dengan Turki. Penandatanganan fakta pertahanan, penempatan ribuan pasukan Turki di Doha, dan pembentukan markas komando gabungan memperkuat posisi Qatar. Qatar juga merupakan bagian dari pasukan perisai semenanjung, NATO versi Teluk. Keberadaan sekutu dapat mengubah kalkulasi perang, karena serangan terhadap Qatar dapat menarik Turki dan negara-negara Teluk lainnya untuk turun tangan.

Aset Militer Qatar dan Israel

Qatar unggul dalam jumlah kapal laut, tetapi sebagian besar adalah kapal patroli. Israel memiliki aset laut yang lebih variatif dan strategis, termasuk kapal selam Dolphin class. Angkatan udara Israel adalah salah satu yang paling dominan di Timur Tengah dengan 340 jet tempur modern. Qatar memiliki 36 jet Rafale dan 36 F15 QA, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit. Israel memiliki sistem pertahanan udara paling maju di dunia, termasuk Irondome, David Sling, dan Arrow.

Eskalasi Konflik dan Potensi Perang Besar

Eskalasi konflik meningkat dengan pernyataan keras dari kedua negara. Qatar memperingatkan akan membalas jika Israel menyerang, sementara Netanyahu menyatakan bahwa siapa pun yang melindungi teroris akan dianggap musuh Israel. Qatar menggaungkan seruan untuk menghukum Israel dan menyiapkan langkah-langkah konkret. Opsi terbaik bagi Qatar bukanlah menyerang, melainkan mengusir Amerika Serikat dari pangkalan Al-UD untuk membuka pintu bagi mitra keamanan baru seperti Cina dan Rusia. Jika peta ini benar-benar terbentuk, Timur Tengah dapat menjadi pusat perang besar yang mengubah tatanan global.

Kritik Terhadap Israel di Forum Chatham House

Di forum Chatham House, Bronw Medox mengkritik Presiden Israel, Isaac Herzog, dengan tuduhan kejahatan perang. Hal ini menjadi pukulan diplomatik telak terhadap Israel dan Amerika Serikat. Sejak 7 Oktober 2023, Israel meluncurkan lebih dari 17.000 serangan di kawasan Timur Tengah, menargetkan Palestina, Lebanon, Iran, dan Yaman. Dunia mulai bicara soal keadilan yang menuntut tindakan nyata.

Serangan Israel di Berbagai Negara

Israel terus melancarkan serangan di berbagai negara. Di Yaman, bandara Sanaah menjadi target serangan. Di Tunisia, kapal-kapal sipil yang tergabung dalam global Sumbut Flotila diserang. Di Lebanon, Israel melanggar gencatan senjata dengan menggempur wilayah timur Lebanon. Di Suriah, pangkalan angkatan udara di Holmes dan barak militer di dekat Latakia menjadi sasaran serangan.

Serangan Israel di Qatar

Pada 9 September 2025, Israel melancarkan serangan udara di Doha, Qatar, menargetkan pertemuan pimpinan Hamas. Serangan ini merenggut enam nyawa dan melukai banyak lainnya. Ini adalah serangan terbuka pertama Israel di wilayah Qatar dan aksi militer langsung pertamanya terhadap negara anggota GCC. Misi tersebut gagal membunuh para pemimpin Hamas, tetapi meninggalkan puing, mayat, dan kemarahan global.

Serangan Israel di Suriah dan Iran

Sejak runtuhnya kekuasaan Basar Al-Asad pada Desember 2024, Suriah telah menjadi ladang serangan tanpa henti oleh Israel. Iran juga menjadi sasaran berulang dari operasi militer Israel. Pada bulan Juni 2025, Israel meluncurkan operasi Rising Lion yang ditujukan langsung ke jantung strategi pertahanan Iran. Serangan-serangan intens juga mengguncang sistem pertahanan udara dan situs-situs nuklir Iran. Serangan presisi menghantam kompleks kedutaan besar Iran di Damaskus, menewaskan Brigadir Jenderal Muhammad Reza Zahedi, Komandan senior pasukan elit KS dari Garda Revolusi Islam.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ