Satrio Piningit Sejati! | R.Ng Ronggo Warsito

Satrio Piningit Sejati! | R.Ng Ronggo Warsito

Ringkasan Singkat

Video ini membahas kutipan dari Ramalan Satrio Piningit Raden Ngabihi Ronggo Warsito, Serat Centhini, dan Serat Kalatida. Dijelaskan mengenai tujuh Satrio Piningit yang melambangkan sifat-sifat seorang pemimpin ideal, serta gambaran zaman yang terjadi sebelum kemunculan Satrio Piningit berdasarkan Serat Kalatida. Intinya adalah mengingatkan untuk selalu eling dan waspada terhadap tanda-tanda zaman.

  • Tujuh Satrio Piningit melambangkan tujuh sifat yang menyatu dalam diri seorang pemimpin ideal.
  • Serat Kalatida menggambarkan kondisi zaman yang penuh kesulitan sebelum munculnya Satrio Piningit.
  • Pesan utama adalah untuk selalu ingat dan waspada terhadap tanda-tanda zaman.

Ramalan Satrio Piningit Ronggo Warsito

Ramalan Ronggo Warsito menyebutkan tujuh Satrio Piningit yang akan memimpin wilayah bekas Kerajaan Majapahit. Ketujuh Satrio tersebut adalah Satrio Kinunjoro Muruwokunjoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumbut Sumeloatur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Hamung Tuwo, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, dan Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Masing-masing Satrio ini mencerminkan ciri-ciri pemimpin NKRI di setiap masanya dan melambangkan tujuh sifat yang menyatu dalam diri seorang pandita, yaitu Putra Betara Indra Satrio Piningit Ratu Adil yang juga Budak Angon.

Sifat-Sifat Satrio Piningit Sejati

Berdasarkan analisis Bapak Budi Marhen, berikut adalah sifat-sifat Satrio Piningit sejati:

  1. Satrio Kinunjoro Muruwokunjoro: Melambangkan orang yang terpenjara namun namanya harum, menguasai artadaya, memiliki kewaskitaan namun tidak menampakkannya, dan sangat tawadu.
  2. Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar: Melambangkan orang yang kaya ilmu dan berwibawa, namun hidupnya penuh penderitaan, pengorbanan, fitnah, dan caci maki yang dihadapi dengan sabar, ikhlas, dan tawakal.
  3. Satrio Jinumput Sumelo Atur: Melambangkan orang yang terpilih oleh Allah SWT untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjalankan misinya, serta dianugerahi ilmu laduni.
  4. Satrio Lelono Topo Ngrame: Melambangkan orang yang melakukan perjalanan spiritual, bersikap zuhud, dan selalu membantu orang yang kesulitan.
  5. Satrio Hamong Tuwo: Melambangkan orang yang memiliki karisma leluhur suci dan mendapatkan pengayoman serta petunjuk dari Allah SWT, biasanya ditandai dengan memegang pusaka.
  6. Satrio Boyong Pambukaning Gapuro: Melambangkan orang yang melakukan hijrah ke tempat yang diberkahi Allah SWT sebagai perlambang menuju kesempurnaan hidup (kasampurnaning ngaurip), seperti Lebak Cawene, Gunung Perahu, Semarang Tembayat.
  7. Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu: Melambangkan orang yang memiliki enam sifat di atas, seorang pinandita atau alim yang selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT, seorang utusan Allah SWT atau Auliya/Waliyullah.

Gambaran Zaman dalam Serat Kalatida

Kutipan dari Serat Kalatida menggambarkan situasi zaman sebelum munculnya Satrio Piningit:

  • Para pemimpin berhati jahil, bicaranya ngawur, tidak bisa dipercaya, dan tidak memiliki wahyu sejati. Wahyu yang ada berasal dari iblis dan sulit dibedakan.
  • Wanita banyak yang kehilangan rasa malu, persaudaraan meluntur, dan banyak orang miskin dengan kehidupan yang menyedihkan.
  • Peperangan melibatkan penjahat, kejahatan merajalela, dan banyak pencuri di jalanan.
  • Alam terpengaruh dengan gerhana, hujan abu, gempa bumi, angin ribut, dan salah musim. Kerusuhan terjadi di mana-mana, menyebabkan tidak adanya ketenteraman.
  • Kewibawaan negara hilang, tata tertib dan aturan ditinggalkan. Para penjahat dan pemimpin tidak sadar akan perbuatannya dan selalu menimbulkan masalah.
  • Para pemimpin mengatakan semua baik-baik saja, padahal hanya menutupi keadaan yang buruk. Zaman Kalabendu semakin menjadi-jadi dengan kesulitan yang beragam dan perbedaan pendapat.

Tanda-Tanda Zaman dan Kedatangan Pemimpin Baru

Dalam menghadapi zaman yang kalut, penting untuk melihat tanda-tanda tersembunyi dan memberikan peringatan dengan bijaksana. Akan datang Zaman Gila (Eden) yang sulit untuk diambil sikap. Lebih baik tetap ingat dan waspada dalam perbuatan baik. Pada saat berakhirnya Zaman Kaladuka, atas izin Allah SWT, Zaman Kalabendu akan hilang dan berganti dengan zaman di mana Tanah Jawa/Indonesia menjadi makmur. Pemimpin baru akan datang secara tidak terduga, memiliki sifat-sifat utama, tidak tertarik dengan harta benda, bernama Sultan Eru Cakra, dan memiliki wahyu yang tidak diketahui asalnya. Ia tidak mengandalkan bala bantuan manusia, hanya Sirulo Prajuritnya Pasukan Allah dan senjatanya adalah zikir. Semua musuh akan dikalahkan demi kesejahteraan negara. Pemimpin ini hidup sederhana, tidak mau melebihi penghasilan yang diterima, pajak orang kecil sangat rendah, dan orang kecil hidup tentram. Tidak ada penjahat karena takut dengan kewibawaan pemimpin yang adil dan bijaksana.

Relevansi Ramalan dengan Kondisi Saat Ini

Gambaran dalam Serat Kalatida memiliki kesamaan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Percaya atau tidak, apa yang telah digambarkan oleh leluhur Nusantara telah, sedang, dan akan terjadi. Karya sastra leluhur adalah hasil olah batin dan perjalanan spiritual dalam menangkap lambang-lambang di alam nyata maupun gaib. Hal ini diistilahkan sebagai sastra jendera hayu ningrat, sastra tanpa wujud, papan tanpa tulis, tulis tanpa papan. Ungkapan-ungkapan tersebut penuh dengan perlambang untuk mengingatkan anak cucu leluhur Nusantara agar senantiasa eling dan waspada.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ