SEBERAPA KUAT PAJAJARAN MELAWAN SERANGAN DEMAK CIREBON DAN BANTEN #arkeologi #sejarah #pajajaran

SEBERAPA KUAT PAJAJARAN MELAWAN SERANGAN DEMAK CIREBON DAN BANTEN #arkeologi #sejarah #pajajaran

Ringkasan Singkat

Video ini menceritakan kisah Surawisesa, putra Prabu Siliwangi, yang dipersiapkan menjadi raja saudagar namun takdir membawanya menjadi panglima perang. Ia harus menghadapi 15 peperangan untuk mempertahankan Pajajaran dari serangan Demak dan Cirebon. Meskipun kehilangan wilayah pesisir, Surawisesa berhasil mempertahankan inti kerajaan dan dikenang sebagai sosok yang heroik dan berbakti.

  • Surawisesa adalah putra Prabu Siliwangi yang menjadi raja Pajajaran.
  • Ia menghadapi banyak peperangan untuk mempertahankan kerajaannya.
  • Perjanjian dengan Portugis gagal terwujud karena berbagai kendala.
  • Surawisesa dikenang sebagai pemimpin yang berani dan berbakti.

Awal Mula Surawisesa

Surawisesa adalah putra dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) yang berkuasa dari tahun 1482 hingga 1521. Sebagai putra mahkota, ia ditempatkan di wilayah Sangiang yang menguasai pelabuhan Kalapa yang strategis. Ia bahkan diyakini sebagai "Samiam" yang tercatat dalam catatan Portugis, yang datang ke Malaka untuk urusan dagang pada tahun 1512 dan 1521. Penempatan ini adalah bagian dari visi Sri Baduga untuk menjadikan Pajajaran sebagai kerajaan maritim yang kuat.

Perjanjian dengan Portugis

Setelah Sri Baduga wafat pada tahun 1521, Surawisesa naik takhta. Ia melanjutkan persahabatan dengan Portugis, yang ditandai dengan kedatangan utusan Portugis, Enriques Deleme, ke Pakuan pada tahun 1522. Perjanjian Pajajaran-Portugis lahir, yang berisi kesepakatan dagang dan kerjasama menghadapi Demak. Pajajaran akan memberikan 1000 karung merica setiap tahun yang ditukar dengan barang-barang kebutuhan dari Portugis. Portugis diizinkan mendirikan benteng di Pelabuhan Kalapa. Keduanya sepakat untuk bersama-sama menghadapi kekuatan Demak.

Peperangan Melawan Demak

Rencana aliansi dengan Portugis terhambat karena kegagalan armada Portugis mendarat dan wafatnya Alfonso Dalbukerke. Demak, di bawah Sultan Trenggono, melihat kesempatan ini dan mengirim armada gabungan dengan Cirebon pada tahun 1526, dipimpin oleh Fatahilah. Mereka merebut Banten (1526) dan Kalapa (1527). Pajajaran, yang lemah di laut, harus menghadapi gempuran Demak. Surawisesa terpaksa menjadi panglima perang dan menghadapi 15 peperangan selama 14 tahun pemerintahannya.

Warisan Surawisesa

Meskipun kehilangan wilayah pesisir, Surawisesa berhasil mempertahankan inti kerajaan Pajajaran. Dua tahun sebelum wafat, ia membuat prasasti batu tulis untuk mengenang ayahnya, Sri Baduga. Prasasti ini juga mencerminkan kepedihan dan rasa bersalah Surawisesa karena tidak mampu menjaga warisan ayahnya. Surawisesa dikenang sebagai sosok tragis namun heroik, yang berjuang membela kehormatan dan warisan leluhurnya. Ia berhasil mempertahankan jantung Pajajaran dan Pakuan tetap menjadi kota besar.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ