Ringkasan Singkat
Video ini membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran, akar sejarah permusuhan mereka, peran proksi yang dimainkan oleh berbagai negara dan kelompok militan, serta potensi implikasi global dan domestik dari konflik ini, termasuk kemungkinan perang proksi di Indonesia.
- Serangan Israel ke Iran bertujuan menghancurkan fasilitas nuklir Iran.
- Iran membalas serangan Israel dengan mengirim ratusan rudal balasan.
- Konflik ini berpotensi memicu perang dunia ketiga.
- Perang proksi antara Israel dan Iran dapat berdampak pada keributan dalam negeri Indonesia.
Serangan Israel ke Iran dan Balasan Iran
Pada tanggal 13 Juni 2025, Israel meluncurkan serangan rudal ke Teheran, Iran, yang disebut Operasi Rising Lion, menargetkan situs nuklir Iran. Serangan ini menewaskan Komandan Garda Revolusioner Iran, Husein Salami, dan beberapa ilmuwan nuklir. Iran membalas serangan ini pada hari Jumat siang dengan mengirimkan ratusan rudal ke Israel, menargetkan Tel Aviv dan Yerusalem. Pada hari Sabtu, Iran menembak jatuh drone dan jet tempur Israel yang dicurigai melakukan spionase. Serangan Israel berlanjut hingga malam hari, dengan fokus pada infrastruktur rudal Iran. Militan Houthi juga ikut membantu Iran menyerang Israel sebagai bentuk solidaritas.
Akar Konflik Israel-Iran
Dulu, Israel dan Iran memiliki hubungan baik ketika Iran masih berbentuk monarki di bawah kepemimpinan Syah Reza Pahlevi. Iran mengakui kedaulatan Israel dan dekat dengan negara-negara Barat karena kesamaan ketakutan terhadap dominasi negara-negara Arab Sunni. Namun, setelah Revolusi Iran pada tahun 1979, Iran berbalik menyerang Israel, menarik pengakuannya, dan mulai mendukung kelompok-kelompok militan yang memusuhi Israel seperti Hamas, Hizbullah, dan Houthi. Iran menganggap Israel sebagai penjajah di Timur Tengah. Israel merasa terancam dengan perkembangan nuklir Iran dan sejak 2010 berusaha menghambat penelitian nuklir Iran, termasuk dengan membunuh ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran.
Peran Proksi dalam Konflik
Konflik Israel dan Iran melibatkan banyak proksi. Israel didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris, sementara Iran membangun jaringan sekutu dan pasukan proksi di Timur Tengah untuk menentang kepentingan Amerika Serikat dan Israel. Iran memberikan dukungan kepada Hamas, PLO, Hizbullah, dan Houthi. Iran juga menjalin hubungan dengan Rusia dan Cina. Rusia mengecam serangan Israel ke Iran. Iran menjadi proksi bagi Cina dan Rusia, dan membentuk proksi-proksi yang lebih kecil seperti Houthi, Hizbullah, PLO, dan Hamas.
Potensi Perang Dunia Ketiga dan Dampak Global
Banyak yang khawatir konflik Iran dan Israel dapat memicu perang dunia ketiga yang melibatkan perang nuklir. Richard Truman menulis bahwa perang dunia ketiga bisa saja dimulai jika konflik antara Israel dan Iran tidak kunjung selesai. Namun, kemungkinan besar konflik ini akan terus berlangsung sebatas saling gertak dan serangan rudal hingga sekitar tahun 2030-an. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya sedang mengalami krisis, sehingga kemungkinan besar konflik akan berlangsung lama dengan jeda atau gencatan senjata.
Dampak Konflik terhadap Indonesia
Konflik Iran dan Israel dapat berdampak pada keributan dalam negeri Indonesia. Pasar saham Asia melemah dan harga minyak dunia melonjak. Kondisi perang dapat berdampak pada rantai pasok minyak bumi global. Para elit 1% dapat menggunakan situasi ini untuk memindahkan kekayaan mereka ke proyek-proyek energi terbarukan. Indonesia harus dihalangi melalui operasi intelijen dan perang proksi agar tidak menjadi pesaing negara-negara kapitalis. Isu-isu agama dapat dibangkitkan untuk memobilisasi mantan pendukung gerakan-gerakan ekstremis agama di Indonesia. Mereka dapat bergabung dengan mahasiswa dan milenial untuk membuat isu-isu yang bertujuan melemahkan pemerintah.