Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang hadis Hasan dan hadis dhaif sebagai bagian dari kualitas hadis. Hadis Hasan didefinisikan sebagai hadis yang sanadnya bersambung, perawinya adil, namun daya ingatnya kurang sempurna. Hadis Hasan dibagi menjadi Hasan lidzatihi dan Hasan lighoirihi. Sementara itu, hadis dhaif adalah hadis yang tidak memenuhi syarat hadis shohih atau hadis Hasan, disebabkan oleh gugurnya periwayat atau cacatnya perawi.
- Hadis Hasan: Sanad bersambung, perawi adil, daya ingat kurang sempurna.
- Hadis Dhaif: Tidak memenuhi syarat hadis shohih atau hasan, bisa karena gugurnya perawi atau cacatnya perawi.
Pengantar Hadis Hasan
Hadis Hasan adalah salah satu bagian dari kualitas hadis. Secara bahasa, "Hasan" berarti "al-jamal" atau indah. Dalam istilah ahli hadis, hadis Hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung, perawi-perawinya adil, daya ingatnya kurang sempurna, tidak ada kejanggalan, dan tidak ada cacat yang merusak. Persamaan antara hadis Hasan dan hadis shohih adalah sanadnya bersambung, perawinya adil, terhindar dari syadz atau susul, dan terhindar dari cacat yang merusak. Perbedaannya terletak pada daya ingat perawi; pada hadis shohih, daya ingat perawi sempurna, sedangkan pada hadis Hasan, daya ingat perawi kurang sempurna.
Pembagian Hadis Hasan
Hadis Hasan dibagi menjadi dua, yaitu Hasan lidzatihi dan Hasan lighoirihi. Hasan lidzatihi adalah hadis yang memenuhi definisi hadis Hasan secara umum, yaitu sanad bersambung, perawi adil, tidak ada 'illat, tidak ada syadz, namun kurang sempurna dalam ingatannya. Hasan lighoirihi adalah hadis dhaif yang memiliki banyak jalur periwayatan. Kelemahan pada perawi (misalnya, keadilan yang kurang atau 'illah yang bisa dikompromikan) diperkuat oleh banyaknya jalur periwayatan. Syarat utama hadis Hasan lighoirihi adalah memiliki banyak jalur. Hadis Hasan lidzatihi dapat dijadikan hujjah atau diamalkan sebagaimana hadis shohih. Hadis Hasan lighoirihi termasuk hadis maqbul atau hadis yang bisa diterima dan dapat dijadikan hujjah.
Contoh Hadis Hasan
Contoh hadis Hasan adalah hadis dari riwayat Ahmad bin Hambal dari Abdah, dari Muhammad bin Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah. Sanad hadis ini bersambung dan perawinya adil, namun Muhammad bin Amr dinyatakan kurang dhabit (kurang sempurna ingatannya). Oleh karena itu, hadis ini termasuk hadis Hasan. Namun, karena hadis ini juga ditemukan pada jalur lain, derajatnya bisa naik menjadi hadis shohih.
Pengantar Hadis Dhaif
Hadis dhaif secara bahasa berarti lemah. Yang dimaksud di sini adalah dhaif maknawi, yaitu setelah dianalisis, sanad hadis tersebut adalah sanad hadis yang dhaif. Menurut Ibnu Sholah, hadis dhaif adalah setiap hadis yang tidak terkumpul di dalamnya sifat-sifat hadis shohih atau hadis Hasan, baik dalam sanad maupun matan.
Sebab-sebab Hadis Dhaif
Sebab-sebab hadis dhaif ada dua macam, yaitu karena gugurnya periwayat dan karena cacatnya perawi. Hadis dhaif karena gugurnya periwayat meliputi:
- Hadis Muallaq: Permulaan sanadnya gugur, baik seorang rawi atau lebih.
- Hadis Mursal: Tabi'in langsung meriwayatkan dari Nabi tanpa perantara sahabat.
- Hadis Mu'dhal: Sanadnya gugur secara berurutan.
- Hadis Munqati': Seorang atau beberapa periwayatnya gugur di tengah sanad, tetapi tidak berurutan.
- Hadis Mudallas: Hadis yang sanadnya samar atau tidak jelas.
- Hadis Mu'allal: Hadis yang cacat baik sanad maupun matannya.
Hadis Dhaif Karena Cacatnya Rawi
Hadis dhaif karena cacatnya rawi meliputi:
- Hadis Maudhu': Hadis yang dibuat-buat atau dusta.
- Hadis Matruk: Hadis yang dalam sanadnya terdapat rawi yang tertuduh dusta.
- Hadis Mungkar: Hadis yang dalam sanadnya terdapat rawi yang sangat jelek hafalannya.
- Hadis yang diubah susunan sanadnya atau dimasuki sesuatu yang bukan hadis (idraj).
- Hadis Maqlub: Hadis yang periwayatannya menempati tingkatan (thabaqah) periwayat yang lain.
- Hadis Mudhtharib: Hadis yang diriwayatkan dalam beberapa arah yang berbeda-beda dan sama kuatnya.
- Hadis Majhul: Hadis yang tidak diketahui identitas perawinya.
Hadis dhaif tidak memenuhi salah satu syarat hadis shohih, seperti sanad tidak bersambung, periwayat tidak adil, dhabitnya tidak kuat, ada syadz, atau ada 'illah.