Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang Hadis Mungkar, I'tibar, dan Syahid dalam studi hadis. Hadis Mungkar adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang bermasalah, sementara I'tibar adalah peninjauan jalur periwayatan hadis untuk mengungkap kesamaan. Syahid adalah perawi hadis yang memberikan kesaksian atau dukungan terhadap hadis tersebut.
- Hadis Mungkar: Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang bermasalah.
- I'tibar: Peninjauan jalur periwayatan hadis untuk mengungkap kesamaan.
- Syahid: Perawi hadis yang memberikan kesaksian atau dukungan terhadap hadis tersebut.
Hadis Mungkar
Hadis Mungkar adalah hadis yang diriwayatkan secara menyendiri oleh perawi yang memiliki banyak masalah, kesalahan, atau kecerobohan. Kesalahan dalam hadis mungkar bisa terjadi karena perawi bermasalah saat menerima hadis dari gurunya, atau karena kecerobohan perawi. Ada tiga hal yang membuat perawi bermasalah: mendapat perhatian dari guru, termasuk ketika seseorang punya, dan sifat yang melekat pada diri seorang. Contohnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang banyak salah atau lupa, atau perawi yang ceroboh. Dalam skema hadis, hadis mungkar bisa berada di sebelah kiri (sanad bermasalah) atau kanan (matan bermasalah).
Contoh hadis mungkar adalah hadis tentang zakat fitrah yang diriwayatkan melalui jalur Muhammad Ibn Utsman bin Abi Syaibah dari Abdul Razak. Jalur ini bermasalah karena adanya perawi yang mungkar. Walaupun matan hadis ini mungkin ditemukan di berbagai riwayat lain, fokusnya adalah pada jalur periwayatan yang spesifik ini.
I'tibar
I'tibar secara bahasa berarti peninjauan terhadap berbagai hal untuk mengungkap sesuatu yang sejenis. Dalam konteks hadis, I'tibar adalah upaya menelusuri jalur-jalur periwayatan hadis untuk mencari hadis lain yang memiliki kesamaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada jalur lain yang mendukung hadis tersebut. Proses I'tibar membutuhkan ketelitian karena nama-nama perawi seringkali mirip dan bisa tertukar. Dengan I'tibar, kita membandingkan jalur periwayatan untuk menemukan kesamaan dan perbedaan.
Syahid
Secara etimologi, Syahid berarti saksi atau orang yang menyaksikan. Dalam konteks hadis, Syahid adalah perawi hadis yang memberikan dukungan atau kesaksian terhadap hadis tersebut. Syahid bisa berupa sahabat yang sama yang meriwayatkan hadis, atau perawi lain yang meriwayatkan hadis dengan makna yang sama. Keberadaan Syahid memperkuat keabsahan hadis. Dalam skema hadis, Syahid berada di sebelah kanan, memberikan dukungan terhadap hadis yang diriwayatkan.
Contohnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah, di mana Abdulloh menjadi Syahid. Dalam prakteknya, I'tibar dan Syahid adalah langkah penting dalam penelitian hadis. Dengan membandingkan jalur periwayatan dan mencari Syahid, kita dapat menilai keabsahan dan kekuatan suatu hadis.

