TAKDIR !! PESANTREN RUNTUH || WHY ORANG ISLAM BANYAK YANG SEKOLAH DI SEKOLAH KATOLIK ?

TAKDIR !! PESANTREN RUNTUH || WHY ORANG ISLAM BANYAK YANG SEKOLAH DI SEKOLAH KATOLIK ?

Ringkasan Singkat

Video ini membahas dua topik utama: runtuhnya Pondok Pesantren Alkohozini di Sidoarjo yang disebabkan oleh kesalahan konstruksi dan rendahnya SDM pengelola, serta fenomena toleransi beragama di lembaga pendidikan, khususnya sekolah Katolik dengan mayoritas siswa Muslim dan fenomena Kristen Muhammadiyah. Video ini menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan perhitungan yang matang dalam pembangunan, serta menyoroti keberagaman cara beragama di masyarakat yang melampaui identitas komunal.

  • Runtuhnya pesantren akibat kesalahan konstruksi dan SDM rendah.
  • Toleransi beragama di sekolah Katolik dan fenomena Kristen Muhammadiyah.
  • Keberagaman cara beragama di masyarakat.

Runtuhnya Pondok Pesantren Alkohozini Sidoarjo

Penyebab utama runtuhnya Pondok Pesantren Alkohozini adalah kegagalan konstruksi akibat bangunan yang tumbuh dari satu lantai menjadi tiga lantai tanpa perhitungan struktur yang memadai. Hubungan kolom dan balok yang tidak sempurna sejak lantai pertama menyebabkan ketidakstabilan yang terakumulasi seiring penambahan lantai. Penggunaan bahan bangunan yang tidak sesuai standar, seperti besi yang kurang pada balok beton, juga menjadi faktor penyebab. Saksi mata menyebutkan pengecoran yang langsung penuh pada lantai atas memperparah kondisi bangunan yang sudah tidak layak. Pemilik pesantren dinilai memiliki SDM yang rendah karena tetap melanjutkan kegiatan belajar mengajar di bangunan yang jelas-jelas berisiko.

Takdir vs. Kesalahan Manusia

Pernyataan pemilik pesantren yang menyebut kejadian ini sebagai takdir dinilai tidak tepat. Runtuhnya bangunan adalah akibat dari kesalahan manusia, baik karena kebodohan maupun keserakahan. Menggunakan dalil agama untuk menutupi kelalaian dalam pembangunan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Semua tindakan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan, bukan hanya menyerahkan pada takdir.

Sekolah Katolik dengan Mayoritas Siswa Muslim

Banyak lembaga pendidikan Kristen, khususnya Katolik, memiliki siswa Muslim dalam jumlah besar. Sekolah-sekolah Katolik umumnya memiliki toleransi yang baik dan disiplin yang tinggi. Kekhawatiran akan Kristenisasi di sekolah Katolik dinilai tidak beralasan karena sekolah Katolik tidak seagresif sebagian kelompok Kristen dalam penyebaran agama. Sekolah Katolik lebih terbuka terhadap kebenaran yang ada di luar gereja.

Fenomena Kristen Muhammadiyah

Di wilayah dengan mayoritas Kristen, seperti NTT, Muhammadiyah mendirikan sekolah yang mayoritas siswanya tetap beragama Kristen bahkan setelah menjadi alumni. Fenomena ini disebut sebagai Kristen Muhammadiyah, yaitu orang Kristen yang menjadi simpatisan Muhammadiyah. Hal ini menunjukkan adanya toleransi dan kerja sama lintas agama dalam bidang pendidikan.

Keberagaman Cara Beragama

Di luar pandangan umum tentang agama, ada masyarakat yang cara beragamanya melampaui identitas komunal. Ada orang Buddha yang rajin ke gereja, anak Kristen yang salat berjamaah di sekolah Kristen, dan mualaf yang masih mempraktikkan tradisi agama sebelumnya. Bahkan, ada tokoh agama Buddha yang senang jika jemaahnya masuk Islam. Setiap manusia memiliki agama masing-masing dalam hatinya, dan gambaran tentang Tuhan dan agama bisa berbeda-beda meskipun memiliki agama yang sama.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ