Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang bagaimana merespon orang yang menyebalkan atau menyakiti hati, pentingnya kepekaan terhadap Roh Kudus, dan tanggung jawab suami dalam rumah tangga. Beberapa poin utama meliputi:
- Mendoakan dan memberkati orang yang menyebalkan sebagai cara untuk melepaskan kekesalan.
- Memposisikan diri dengan tepat terhadap orang yang sering menyakiti agar tidak terus terluka.
- Pentingnya meminta hikmat dan sabar kepada Tuhan sebelum marah atau bertindak.
- Semakin kita mencintai Tuhan, semakin kita harus peka terhadap perasaan-Nya dan menghindari perbuatan yang mendukakan Roh Kudus.
- Kewajiban suami untuk menafkahi istri, kecuali dalam kondisi tertentu seperti sakit atau PHK.
Pembukaan dan Doa
Pendeta mengawali dengan doa, memohon Roh Kudus untuk menguasai hidup mereka, memberikan hikmat, wahyu, dan pengertian agar semakin memahami ketetapan Tuhan. Ia juga berdoa agar jemaat didapati sebagai orang-orang yang berkenan dan melakukan kehendak Tuhan sampai akhir.
Cara Menghadapi Orang yang Menjengkelkan
Seorang jemaat berbagi pengalamannya tentang cara mengatasi kekesalan terhadap orang lain. Dulu, ia menggunakan cara melempar ranting untuk melepaskan emosi negatif. Namun, setelah menjadi Kristen, ia memilih untuk mendoakan dan memberkati orang yang membuatnya kesal. Awalnya sulit dan terasa pahit, tetapi dengan terus-menerus memaafkan dan berdoa, ia akhirnya bisa melepaskan kekesalan tersebut. Pendeta menambahkan bahwa mengikuti Tuhan memang tidak enak di awal, tetapi hasilnya akan baik pada akhirnya, berbeda dengan mengikuti keinginan daging yang enaknya di awal tetapi mahal bayarannya di belakang.
Maaf dan Cuek: Apa Bedanya?
Pendeta menjelaskan perbedaan antara memaafkan dan cuek. Cuek berarti mendiamkan atau membiarkan saja tanpa sakit hati, kecewa, atau kepahitan. Ia menekankan pentingnya menggunakan hikmat dalam memilih teman dan memposisikan diri dengan tepat terhadap orang yang sering menyakiti. Tujuannya bukan untuk membenci atau menjauhi, tetapi untuk melindungi diri agar tidak terus terluka. Jika terus-menerus disakiti, lama-lama kita bisa marah.
Diam dan Membiarkan Tuhan Membela
Jika kita dikhianati, dijelekkan, difitnah, atau diperlakukan buruk, jangan membalas, tetapi diam saja. Saat kita diam, kita memberi waktu kepada Tuhan untuk menjelaskan segala sesuatunya dan membela kita. Daging memang ingin membalas, tetapi dengan berdiam diri, kita mengizinkan Tuhan bekerja. Pendeta juga berbagi pengalamannya ketika kesal, ia berdoa kepada Tuhan dan meminta izin untuk marah, tetapi akhirnya memilih untuk mendoakan dan memberkati orang yang membuatnya kesal.
Tanya Tuhan Sebelum Marah
Pendeta menekankan pentingnya bertanya kepada Tuhan sebelum marah atau bertindak. Jika kita ingin marah, tanyakan dulu kepada Tuhan apakah diizinkan atau tidak. Seringkali, saat berdoa, hati kita akan menjadi tenang. Tuhan itu mengalah jika kita memaksa-Nya, tetapi kita harus menanggung sendiri resikonya. Lebih baik menuruti ketetapan Tuhan karena ujungnya akan baik. Semakin kita mengenal Tuhan, semakin kita tidak mau sembarangan dan semakin peka terhadap perasaan-Nya.
Kepekaan Terhadap Perasaan Tuhan
Semakin kita mencintai seseorang, semakin kita sering melukai perasaannya. Demikian pula, semakin kita mencintai Tuhan, kita harus hati-hati agar tidak melukai hati-Nya. Kita harus memiliki kepekaan terhadap perasaan Tuhan. Jika kita melakukan kesalahan, kita akan merasa tidak enak. Itu berarti hati nurani kita benar dan hubungan kita dengan Tuhan benar.
Jangan Mendukakan Roh Kudus
Roh Kudus adalah seorang pribadi yang tinggal di dalam diri kita. Jika kita melakukan dosa dengan sengaja terus-menerus, kita mendukakan Roh Kudus. Jika Roh Kudus didukakan terus-menerus tanpa pertobatan, Allah sendiri akan berperang melawan kita. Semakin kita mengenal Tuhan, semakin kita harus memiliki kepekaan.
Tanggung Jawab Suami dalam Rumah Tangga
Seorang jemaat bertanya tentang kewajiban suami untuk menafkahi istri. Pendeta menjawab bahwa suami harus bekerja dan tidak boleh malas. Jika suami sakit atau di-PHK, itu cerita lain. Namun, jika suami malas dan tidak mau membantu perusahaan istrinya, itu masalah. Istri perlu mendekati suami, mengajaknya berbicara dengan tenang, dan mencari solusi bersama. Suami yang tidak mau bekerja bukanlah laki-laki sejati.
Khotbah dan Doa
Pendeta melanjutkan dengan khotbah dan doa, mengajak jemaat untuk merasakan kuasa Tuhan dan maju ke depan. Ia berdoa agar Roh Kudus membuktikan kehadirannya dan memberikan urapan kepada jemaat.