Ringkasan Singkat
Podcast ini membahas tentang penyembuhan (healing) dalam Islam, menekankan bahwa iman bukan hanya identitas tetapi juga nilai yang tercermin dalam ketenangan jiwa. Kang Abu menjelaskan bahwa ritual seperti salat adalah proses penyembuhan jika dilakukan dengan pemahaman yang benar, bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Takwa, yang merupakan inti dari semua ibadah, dicapai melalui infak, pengendalian diri, dan memaafkan orang lain.
- Iman sejati adalah ketenangan jiwa, bukan hanya identitas.
- Ritual Islam adalah proses penyembuhan jika dipahami dan dilakukan dengan benar.
- Takwa dicapai melalui infak, pengendalian diri, dan memaafkan.
Pendahuluan
Samanta Elsener membuka podcast dengan Kang Abu Marlo, membahas topik penyembuhan (healing) dalam perspektif Islam. Mereka membahas bagaimana banyak orang tua mengaitkan depresi dengan kurangnya iman, padahal orang yang rajin beribadah pun bisa mengalami stres dan kecemasan.
Islam Sebagai Identitas dan Nilai
Kang Abu menjelaskan bahwa Islam bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, termasuk perspektif diri. Mengenal diri sendiri berarti mengenal Tuhan. Diri manusia memiliki banyak lapisan, seperti bawang, dan penting untuk membedakan antara Islam sebagai identitas dan Islam sebagai nilai. Tidak semua orang yang beridentitas Islam memiliki nilai Islami. Ritual fisik tanpa mengolah batin hanya seperti olahraga tanpa esensi penyembuhan.
Esensi Iman dan Ketenangan Jiwa
Orang beriman tidak ditentukan oleh identitas, tetapi oleh jiwanya yang aman dan tenang (safe and secure). Iman adalah satu akar kata dengan aman, yang berarti jiwa yang tenang. Salat adalah latihan untuk menenangkan jiwa, menghubungkan diri dengan yang lebih tinggi. Banyak orang Indonesia melakukan ritual tanpa memahami tujuannya, hanya sebagai dogma dan doktrin.
Salat Sebagai Proses Penyembuhan
Ritual dalam Islam, seperti salat lima waktu, adalah proses penyembuhan. Salat adalah jembatan, bukan tujuan. Salat seharusnya mencegah perbuatan keji dan munkar. Jika seseorang masih bergosip setelah salat, berarti salatnya tidak sadar atau mabuk. Salat yang hanya menggugurkan kewajiban tidak membuat jiwa aman dan tenang.
Me Time dalam Salat
Salat seharusnya menjadi "Me Time" untuk menenangkan jiwa yang bergejolak karena impuls pendengaran dan penglihatan. Wudu adalah proses melepaskan (releasing) apa yang didengar, dilihat, dipikirkan, dan diucapkan. Salat adalah proses healing untuk menjeda pikiran, perasaan, emosi, memori, dan imajinasi, sehingga mencapai ketenangan.
Tujuan Salat dan Pertanyaan Esensial
Orang tua sering bertanya apakah sudah salat, padahal target salat adalah penurunan perbuatan keji dan munkar. Lebih esensial jika pertanyaan yang diajukan adalah apakah hari ini tenang jiwanya dan apakah sudah memaafkan orang lain. Sibuk di jembatan (ritual) tanpa sampai ke tujuan (ketenangan jiwa) membuat jiwa terpecah.
Luka Batin dan Zakat
Pembersihan luka batin dalam Islam adalah zakat, yang berarti membersihkan, bukan hanya donasi. Berdonasi adalah melepaskan kemelekatan terhadap harta. Semesta melihat ketulusan hati, bukan jumlah uang yang dikeluarkan. Orang yang paling mulia adalah orang yang paling takwa, yang berarti melepaskan luka batin.
Takwa Sebagai Tujuan Akhir
Semua ritual (salat, puasa, umrah, haji, kurban) adalah jembatan menuju takwa. Takwa tidak ada di fisik, tetapi di jiwa. Inti sari Al-Quran adalah tiga hal: berinfak, menahan amarah, dan memaafkan kesalahan orang lain.
Tiga Ciri Orang Bertakwa
- Berinfak: Berhenti menjadi orang pelit. Tamu semesta tidak punya hak milik, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika kehilangan.
- Menahan Amarah: Mengontrol ego. Masalah terjadi bukan karena faktor eksternal, tetapi karena bagaimana kita memaknai sesuatu dengan ego kita.
- Memaafkan Kesalahan Orang Lain: Seseorang yang bisa memaafkan orang lain pasti bisa menerima dirinya sendiri.
Berlatih Tidak Pelit
Untuk bisa ikhlas memberi, lakukan "amal saleh" atau melakukan sesuatu dengan tepat guna. Tolonglah dengan kasih, bukan dengan kasihan. Menolong orang lain sebenarnya menolong diri sendiri karena ada hukum pertukaran dan tabur tuai.
Mengontrol Ego dengan Puasa dan Salat
Puasa adalah training untuk mengontrol ego, bukan hanya menahan makan dan minum. Puasa adalah melatih untuk memberikan hak kepada fakir miskin. Salat juga melatih untuk diam, tidak membicarakan orang lain, dan tidak memposting hal buruk. Lakukan sesuatu di luar kebiasaan untuk memecah kebiasaan lama dan membangun kebiasaan baru.
Memaafkan dengan Menerima Realitas
Memaafkan adalah mengingat tanpa emosi. Memaafkan bukan melupakan, tetapi mengingat tanpa ada rasa sakit atau kemarahan. Kuncinya adalah menerima realitas (acceptance). Masalah dalam hidup hanya satu: apa yang diinginkan tidak terjadi. Islam adalah total surrender kepada realitas.
Kembali ke Tuhan Melalui Cinta, Ilmu, dan Penderitaan
Kesulitan adalah cara untuk kembali ke Tuhan (returning to God) melalui cinta, ilmu, dan penderitaan. Luka adalah tempat cahaya masuk. Perceraian bukan berhenti saling mencintai, tetapi berhenti saling menyakiti.