Ringkasan Singkat
Video ini membahas cara mendapatkan pimpinan Tuhan tanpa harus mendengar suara-Nya secara langsung. Beberapa poin penting yang dibahas meliputi:
- Tuhan dapat berbicara melalui beban atau kerinduan yang ditaruh di hati.
- Penting untuk membedakan antara beban yang berasal dari Tuhan dan beban palsu.
- Beban dari Tuhan selalu membangun, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
- Jangan ragu untuk melakukan hal-hal sederhana yang terlintas di pikiran, karena mungkin itu adalah pimpinan dari Tuhan.
Pendahuluan
Pembicara membuka dengan menyatakan bahwa banyak tokoh dalam Alkitab berjalan tanpa mendengar suara Tuhan secara langsung. Pimpinan Tuhan bisa datang melalui beban atau kerinduan yang ditaruh di hati. Pembicara menekankan pentingnya tidak selalu mengandalkan tanda-tanda eksternal seperti petir menggelegar, terutama dalam hal-hal penting seperti pernikahan. Pernikahan adalah perjalanan yang penuh kejutan, dan tidak bisa hanya mengandalkan tanda-tanda.
Kisah-Kisah Alkitab: Isak dan Rut
Pembicara memberikan contoh dari Alkitab, seperti kisah Isak yang hanya sekali mendengar suara Tuhan untuk tidak pergi ke Mesir, dan setelah itu tidak ada lagi petunjuk langsung. Kisah Rut juga menjadi contoh, di mana Rut tidak mendengar suara Tuhan secara eksplisit ketika memungut jelai di ladang Boas. Banyak tokoh Alkitab mengikuti pimpinan Tuhan tanpa mendengar suara-Nya secara gamblang, melainkan melalui cara lain.
Nehemia: Pimpinan Melalui Beban
Pembicara mengajak untuk melihat kisah Nehemia di Nehemia 1:4. Nehemia, yang bekerja sebagai juru minuman raja di Persia, mendengar berita tentang Yerusalem yang hancur. Mendengar berita itu, Nehemia menangis, berkabung, berpuasa, dan berdoa. Pembicara menjelaskan bahwa salah satu cara Tuhan memimpin adalah melalui beban yang terus menerus ada di pikiran dan hati. Beban ini tidak bisa dihilangkan meskipun sudah didoakan dan diusahakan untuk dihilangkan. Beban ini bisa berupa kerinduan untuk menolong orang miskin atau memulai persekutuan.
Beban yang Benar vs. Beban Palsu
Pembicara mengingatkan bahwa ada yang namanya beban palsu. Beban palsu adalah ketika seseorang terus-menerus meminta bantuan dan menjadi malas berusaha. Beban yang dari Tuhan selalu membangun, baik bagi diri sendiri maupun orang yang ditolong. Beban palsu diibaratkan seperti memotong kepompong, yang justru akan membuat ulat cepat mati. Memberi dengan jengkel karena merasa terintimidasi adalah tanda bahwa beban tersebut bukan lagi beban yang murni dari Tuhan.
Kerinduan Sederhana Sebagai Pimpinan Tuhan
Pembicara menekankan bahwa Tuhan bisa berbicara melalui kerinduan sederhana yang ditaruh di hati. Contohnya, kerinduan untuk membagikan nasi bungkus setiap Sabtu. Jika ada kerinduan seperti itu, lakukan saja tanpa perlu berdoa puasa untuk meminta petunjuk lagi. Pembicara menyindir orang-orang yang selalu merepotkan pendeta dengan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya bisa mereka jawab sendiri. Jika terbayang wajah seseorang dan ada kesan untuk memberi uang, lakukan saja. Memberi atau menahan uang tersebut tidak akan membuat bangkrut atau kaya.

