Why Global Supply Chains May Never Be the Same | WSJ Documentary

Why Global Supply Chains May Never Be the Same | WSJ Documentary

Ringkasan Singkat

Video ini membahas bagaimana pandemi COVID-19 menyebabkan gangguan pada rantai pasokan global, yang mengakibatkan kekurangan barang, kenaikan harga, dan penundaan pengiriman. Video ini menyoroti kompleksitas rantai pasokan, mulai dari pengiriman laut dari Asia hingga pengiriman jarak jauh, pusat pemenuhan, dan pengiriman "mil terakhir" ke depan pintu pelanggan. Video ini juga membahas tantangan yang dihadapi oleh pekerja di berbagai bagian rantai pasokan, seperti pengemudi truk dan pekerja gudang, serta potensi solusi untuk memperbaiki rantai pasokan di masa depan.

  • Pandemi menyebabkan lonjakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, membebani rantai pasokan.
  • Pengiriman laut, pelabuhan yang padat, kekurangan pengemudi truk, dan pusat pemenuhan yang sibuk semuanya berkontribusi pada masalah rantai pasokan.
  • Pekerja di seluruh rantai pasokan menghadapi kondisi kerja yang berat dan upah yang tidak memadai.
  • Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memindahkan produksi kembali ke Amerika Serikat dan berinvestasi dalam otomatisasi untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan.

Di Mana Barang Saya? Bagaimana Rekor Permintaan Mematahkan Rantai Pasokan

Pandemi COVID-19 menyebabkan bisnis mengantisipasi resesi dan penurunan permintaan, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Permintaan meledak, menyebabkan rantai pasokan kewalahan. Pengalaman tidak bisa mendapatkan barang dan membayar lebih untuk sesuatu menjadi umum. E-commerce membuat kita terbiasa mendapatkan barang dengan cepat, tetapi ini menyembunyikan perjalanan panjang dan kompleks yang melibatkan banyak orang dan proses. Pandemi menunjukkan betapa tidak berkelanjutan dan tidak realistisnya harapan ini.

Pengiriman Laut—Perjalanan dari Asia

Barang-barang seperti pengisi daya USB, yang tampak mudah didapatkan, sebenarnya melalui proses yang panjang. Pengisi daya USB diproduksi di negara-negara dengan biaya tenaga kerja rendah seperti Vietnam. Penemuan kontainer pengiriman dan pengiriman laut membuat biaya transportasi menjadi cukup murah untuk memindahkan manufaktur ke tempat biaya tenaga kerja terendah. Pengiriman melintasi Samudra Pasifik dapat memakan waktu 20 hingga 30 hari. Kapal kontainer dapat membawa hingga 10.000 kontainer dengan awak hanya 20 orang, sehingga memberikan tekanan besar pada setiap pelaut. Ukuran kapal yang semakin besar membuat pengiriman lebih murah, tetapi juga memperburuk masalah ketika terjadi kemacetan.

Di Dalam Pelabuhan Amerika yang Paling Padat

Pelabuhan Los Angeles dan Long Beach menangani 40% impor AS dan hampir 30% ekspor Amerika, menunjukkan betapa pentingnya gerbang ini bagi ekonomi Amerika. Pelabuhan-pelabuhan besar menjadi titik kegagalan tunggal dalam rantai pasokan global. Rata-rata, pelabuhan menangani 900.000 unit kontainer selama 14 bulan berturut-turut, yang dulunya merupakan bulan yang sangat baik di musim puncak. Karena masalah yang ada, produktivitas sangat terpengaruh, dan dibutuhkan waktu hingga dua minggu untuk memproses sebuah kapal, yang biasanya hanya membutuhkan waktu tiga hingga lima hari. Kemacetan di pelabuhan menyebabkan masalah di seluruh rantai pasokan, seperti penundaan pengiriman dan kekurangan kontainer kosong. Pelabuhan beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu untuk mengurangi kemacetan, tetapi ini membutuhkan koordinasi dengan pengemudi truk dan pusat distribusi.

Mengapa Tidak Ada Cukup Pengemudi Truk

Setelah kontainer berada di darat, truk jarak jauh mengangkutnya ke wilayah pedalaman untuk diproses di gudang sebelum didistribusikan ke seluruh negeri. Kekurangan pengemudi truk merupakan masalah utama dalam industri transportasi jarak jauh. American Trucking Associations memperkirakan bahwa Amerika akan kekurangan 160.000 pengemudi truk pada tahun 2028. Masalahnya bukan kurangnya orang yang tertarik dengan pekerjaan itu, tetapi kurangnya orang yang bersedia melakukan pekerjaan itu dalam jangka panjang. Industri ini mengalami deregulasi pada tahun 1980, yang menyebabkan penurunan upah dan kondisi kerja. Pengemudi truk bekerja berjam-jam dengan bayaran yang relatif rendah, dan mereka sering menghadapi kesulitan menemukan tempat parkir yang aman dan mematuhi peraturan.

Manusia dan Robot Bekerja di Pusat Pemenuhan

Pergeseran ke e-commerce berarti bahwa industri pusat pemenuhan berjuang untuk menemukan ruang dan pekerja untuk mengimbangi permintaan. Lonjakan terkait COVID dengan e-commerce telah meledakkan bisnis dan seluruh industri. Pusat pemenuhan menggunakan manusia dan robot untuk memproses pesanan. Robot dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi, tetapi juga dapat meningkatkan kecepatan dan repetisi pekerjaan bagi pekerja manusia. Tingkat turnover di banyak gudang Amazon telah melebihi 100%. Gudang-gudang ini terletak di titik-titik strategis di sistem jalan raya negara itu, di mana tanah murah dan tersedia secara luas, dan oleh karena itu, mereka cenderung berkumpul. Pekerja di sana sebenarnya memiliki banyak pengaruh atau lebih banyak pengaruh daripada sebelumnya karena mereka dapat pergi ke tempat mana pun yang menawarkan upah tertinggi.

Mil Terakhir—Bagaimana Produk Sampai ke Depan Pintu Anda

Tahap terakhir dari perjalanan pengisi daya USB adalah keluar dari pusat pemenuhan dan dimuat ke truk di stasiun pengiriman, yang akan membawanya ke tujuan akhir. Pengemudi pengiriman "mil terakhir" mungkin menjadi satu-satunya kontak manusia dengan seluruh sistem. Tekanan utama pada pengiriman mil terakhir adalah tingginya permintaan. Pengemudi harus bekerja dengan standar yang sangat tinggi dan dengan kecepatan yang sangat cepat. Tren dalam pengiriman mil terakhir adalah menuju pengemudi kontrak, yang merupakan cara untuk membatasi tanggung jawab dan seberapa banyak perusahaan harus bertanggung jawab atas kondisi kerja siapa pun. Amazon telah menciptakan jaringan logistik mil terakhir yang terdiri dari perusahaan pengiriman lokal yang disubkontrakkan.

Bagaimana Kita Bisa Memperbaiki Rantai Pasokan?

Rantai pasokan bergantung pada transportasi murah, tenaga kerja murah, dan efisiensi di sepanjang jalan. Pandemi telah menunjukkan betapa rentannya rantai pasokan terhadap gangguan. Konsumen harus beradaptasi dengan kekurangan yang terputus-putus dan kenaikan harga. Tantangan dalam rantai pasokan membuat sulit untuk melawan inflasi dengan alat-alat biasa, yaitu menyesuaikan suku bunga. Perusahaan sedang mempertimbangkan kembali di mana barang-barang diproduksi dan seberapa jauh mereka harus melakukan perjalanan untuk sampai kepada kita. Beberapa perusahaan telah menjanjikan miliaran dolar untuk membangun pabrik untuk memproduksi mikrochip di Amerika Serikat.

Share

Summarize Anything ! Download Summ App

Download on the Apple Store
Get it on Google Play
© 2024 Summ